Dua Pejabat DKI Mundur, Gubernur Anies Tak Berani Pasang Badan

EDITOR.ID, Jakarta,- William Aditya Sarana, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat prihatin dan menyayangkan mundurnya Kepala Bappeda DKI Mahendra Satria Wirawan dan Kadis Pariwisata Edy Junaedi. Karena menurut PSI, kedua pejabat DKI tersebut tidak bersalah. Mereka hanya menjadi korban tidak terbukanya Gubernur Anies Baswedan soal anggaran.

Anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI ini mengaku tidak mau menyalahkan pejabat atas kisruh anggaran yang terjadi saat ini. Politisi muda yang membongkar anggaran lem aibon Rp 82 miliar ini meyakini ASN di lingkungan Pemporv DKI pada dasarnya siap transparan soal anggaran.

“Karena mereka sudah terbiasa dikritisi, dikuliti. Yang enggak transparan ini kan sebenarnya Gubernur Anies Baswedan karena kontrol kebijakan ada di gubernur. Jadi, saya sama sekali tidak bisa menyalahkan, karena semua tanggung jawab ada di gubernur,” ujar dia, Jumat (1/11/2019).

Mundurnya dua pejabat tinggi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta itu, lanjut William, justru makin memperlihatkan buruknya gaya kepemimpinan Gubernur Anies. Dia menyayangkan seringnya Anies melempar kesalahan kepada orang lain.

“Seperti menyalahkan sistem, menyalahkan anak buah, menyalahkan gubernur sebelumnya, terlihat jelas gaya kepemimpinan macam apa,” tutur William.

Anak buah Grace Natalie di PSI ini berharap semua kegaduhan yang terjadi dapat membuat Anies melakukan introspeksi diri.

William pun berharap pengunduran diri kedua pejabat itu tak membuat pembahasan anggaran jadi terhambat.

“Mungkin gubernur juga gak sadar punya kebiasaan buruk seperti begini. Menurut saya, ini mentalitas pejabat publik yang harus diubah. Artinya, kalau ada gempa politik atau gempa kebijakan, gubernur harusnya pasang badan melindungi anak buah, itu yang kesatria menurut saya,” ucapnya.

Edy Junaedi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada Kamis (31/10/2019) malam.

Kadis Pariwisata dan Budaya Edy Junaedi (ist)

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Chaidir mengatakan, mundurnya Edy tidak terkait dana promosi pariwisata menggunakan influencer sebesar Rp5 miliar.

Chaidir menyebut, pengunduran diri Edy atas kemauan yang bersangkutan sendiri. “Iya mengundurkan diri per tanggal 31 Oktober 2019. Semalam dia mengundurkan diri atas permintaan sendiri. Tidaklah, tidak ada kaitan ke situ (influencer). Dia mau mengundurkan diri saja. Alasannya ya pribadi yang tahu dia,” kata Chaidir saat dihubungi di Jakarta, Jumat (1/11).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: