Dewi Perssik vs Ketua RT Soal Kurban Sapi Debat dari Soal SARA hingga Uang, Tak Tahan Nangis dan Teriak

Usai Berdebat Panas dengan Ketua RT Dewi Perssik Menangis dan Mendapat Dukungan Moral dari Warga Cilandak. Dewi keluar Masjid tempat Mediasi Langsung Diserbu Warga yang ingin bersalaman

Dewi Perssik Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Mediasi dan Debat dengan Ketua RT di Masjid Babul Khoirot di Cilandak, Jakarta Selatan

Jakarta, EDITOR.ID,- Ibadah Hari Raya Idul Adha 1444 H yang seharusnya digelar penuh makna berkorban. Ini justru menjadi sumber perseteruan hebat antara selebrita Dewi Perssik melawan Ketua RT Cilandak. Niat Dewi Perssik berkurban seekor sapi jadi panas karena ditolak Ketua RT dilingkungan tempat tinggal Dewi.

Peristiwa ini terjadi ketika sapi milik Dewi Perssik yang seberat 1,5 ton itu ditolak oleh Ketua RT 06 wilayah Cilandak Barat, bernama Malkan. Padahal, menurut pengakuannya, dia telah menjadi warga di RT tersebut sejak lima tahun terakhir dan kerap berbagi daging kurban.

Mediasi pun dilakukan di Masjid Babul Khoirot di kawasan tersebut. Dari mediasi yang dilangsungkan di lantai 2 masjid tersebut terdengar orang-orang saling berteriak, baik Dewi Perssik maupun Ketua RT.

Di depan rumahnya yang tak jauh dari situ, Dewi Perssik menceritakan polemiknya. Ada banyak faktor yang diungkap di dalamnya, mulai dari tidak pamitnya Dewi Perssik untuk menitipkan dan memotong sapinya di masjid tersebut, sampai ada politisasi.

“Miss komunikasi yang saya lihat di sini, ada pak ustaz dan Pak RT yang tidak ada komunikasi, apa yang membuat saya kecewa sikap Pak RT sendiri terhadap ART maupun orang-orang kita. Maksud saya, seandainya kecewa, kan sapinya itu bukan untuk saya dan orang lain, semua untuk warga di sini, niat saya baik lho. Tidak ada unsur politik atau apapun. Dan ini, sudah saya lakukan lima tahun terakhir,” cerita Dewi Perssik, Kamis (29/6/2023).

Pedangdut senior mengatakan juga alasan dirinya menitipkan sapi di masjid tersebut, dan tidak meletakkan di rumahnya.

“Salah pahamnya adalah, saya kan komunikasi langsung sama pedagang sapi orang Brebes. Saya memang tidak kasih alamat rumah saya, saya kasih alamatnya masjid belakang rumah. Biar nanti berhubungan sama pak ustaz. Itu juga nggak dititip beberapa hari, cuma beberapa jam. Karena di rumah nggak ada orang, cuma ART, semuanya perempuan, yang mana nggak ngerti juga sapinya mau diapakan,” ujar Dewi Perssik

“Bukan karena rumah saya nggak mau kotor. Satu ya saya nggak mau orang tahu alamat saya, dua, cuma ada ART yang nggak ngerti. Akhirnya saya bilang minta tolong sama pak ustaz aja,” sambung Dewi.

Selain itu, ternyata memang ada aturan tak tertulis di kawasan tersebut di mana pembagian sembako yang wajib melalui ijin dari Pak RT dan pak ustaz.

“Kalau mau saksi, warga di sini jadi saksi kok. Dari awal saya tinggal di sini saya berhubungan dengan pak ustaz itu emang udah door to door, bukan hanya sekarang,” ungkap Dewi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: