Bupati Jember Akan Bertindak Tegas Terhadap Perguruan Silat yang Anggotanya Anarkis

screenshot 2021 05 11 22 07 59 668 com.whatsapp

EDITOR.ID, Jember, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur akan bersikap tegas terhadap perguruan silat yang anggotanya kerap bertindak anarkis. Seluruh perguruan silat harus taat hukum dan tidak boleh membiarkan anggotanya bertindak seenaknya sendiri.

Hal tersebut dikatakan Bupati Hendy Siswanto saat ditemui wartawan disela-sela peluncuran Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di Transmart salah satu Mall terbesar di Jember, Sabtu (29/5).

“Sekarang bukan lagi zaman purbakala. Tidak boleh tarung seenaknya di jalan. Kalau mau seenaknya, keluar saja dari Jember. Cari negara lain, jangan di sini,” tegas Hendy.

Hendy Siswanto yang dilantik menjadi bupati pada akhir Februari 2021 menegaskan, pada masa pemerintahannya kali ini, tidak boleh ada perguruan silat yang merasa dibekingi dan kemudian bertindak anarkis. Sebab, fokus pemerintahan saat ini adalah pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19.

“Saya serius, kita ingin ketenangan, bukan ribut. Negara sekarang ekonominya lagi hancur, kok malah bikin masalah aneh-aneh. Kasih tahu siapapun itu, tidak ada back-up apapun. Kita harus kondusif di Jember. Kita sedang serius untuk menangani masalah Covid, jangan main-main,” ujar Hendy.

Hendy juga mengamini rencana wakil bupati, Muhammad Balya Firjaun Barlaman untuk menertibkan bangunan yang menjadi simbol perguruan silat. Bangunan model tugu yang menjadi simbol perguruan silat tersebut tidak boleh dibangun di atas tanah negara atau fasilitas umum.

“Anda mau bangun apa saja, boleh, kalau di atas tanahnya sendiri. Jangan bikin bangunan di atas tanah orang. Ikuti aturan, tidak boleh seenaknya sendiri,” tandas Hendy.

Sebelumnya, Wakil Bupati Jember, Muhammad Balya Firjaun Barlaman menyatakan, pemkab akan merobohkan seluruh tugu atau bangunan lain yang menjadi simbol perguruan pencak silat yang dibangun di luar padepokan. Kebijakan itu untuk mencegah bentrok antar pesilat.

Sebab, bangunan simbol perguruan silat yang dibangun secara liar, bisa menjadi pemicu konflik antar perguruan silat. Kasus terakhir adalah perusakan tugu milik perguruan silat lokal, Ikatan Pencak Silat Putra Indonesia (KSPI) Kera Sakti di Dusun Lengkong, Desa Wonoasri, Kecamatan Puger, dirusak sekelompok orang pada 14 Mei 2021.

Perusakan dilakukan oleh sejumlah pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang dipicu oleh fanatisme perguruan. Empat pesilat PSHT telah ditangkap, dan 13 pesilat PSHT lainnya masih menjadi buronan. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: