Berpotensi Memunculkan Klaster Baru, Deklarasi KAMI Tuai Kritik dari HMI, KAMMI, IMM, dan GKMI Jateng

Surakarta – Deklarasi yang dilakukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8) kemarin menuai banyak kontoversi.

Pasalnya deklarasi KAMI bertentangan dengan penanganan virus corona atau Covid-19. Sebab deklarasi KAMI mengundang kerumunan orang yang berpotensi memunculkan klaster baru.

Tak hanya digelar di Jakarta,  Deklarasi yang sama juga di gelar dengan berpusat di Kota Solo di Gedung Umat Islam Surakarta, Jayengan, Serengan, Solo, Kamis (20/8/2020). Acara  diikuti 21 daerah di Jateng-DIY.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Tengah-DI Yogyakarta.

Selain mendeklarasikan pembentukan presidium KAMI, masing-masing perwakilan daerah turut berorasi menyatakan bertekad menyelamatkan Indonesia yang disebut mengalami keterpurukan.

Dalam orasinya, Gatot menegaskan bahwa dirinya adalah salah satu pendiri KAMI. Ada sejumlah tokoh nasional yang bersama dirinya menginisiasi pendeklarasian KAMI pada 18 Agustus 2020 lalu, seperti Bachtiar Chamsyah, MS Kaban, Rochmat Wahab dan Din Syamsudin.

“Saya bukan ikut-ikutan. Saya yang mendirikan, bersama para tokoh lainnya,” kata Gatot dalam orasinya.

Dia mengaku tergerak untuk mendirikan KAMI setelah muncul pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Dia pun kembali teringat janjinya saat menjadi tentara, yakni untuk setia terhadap NKRI.

Menanggapi deklarasi tersebut Khanif, Ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Wilayah Jateng turut menyayangkan hal tersebut.

“Munculnya Deklarasi KAMI ditengah kondisi wabah Covid-19 dinilai kurang bijaksana, seharusnya para tokoh bisa ikut membantu pemerintah dan rakyat untuk bisa berjuang menghadapi wabah Covid-19 yang menyengsarakan rakyat.” ucap Khanif, Jumat (21/8/2020).

Senada dengan Khanif, Ketua Umum Badko HMI Jateng-D.I.Y,  Sahal Munir mengatakan tidak bisa membantu memulihkan keadaan, maka jangan memperburuk keadaan demi menyelamatkan Indonesia,

” Jika KAMI didirikan hanya untuk merusak tatanan pemulihan masyarakat Indonesia yang sedang kerja bersama, lebih baik KAMI tidak dilahirkan.” ucap Sahal, Jumat (21/8/2020).

Ungkapan kekecewaan yang sama terhadap aksi KAMI datang juga dari Koordinator Wilayah IV PP GMKI MB 2018-2020 Malfred Adi Lobo.

“Seharusnya para elit memberikan teladan ketika membangun narasi dan nalar publik dalam kebebasan berekspresi bukan menonjolkan hasrat merebut kekuasaan saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jika hasrat ingin berkuasa yang lebih dominan apa yang dapat diharapkan rakyat dari para elit yang demikian.” ucap Malfred, Jumat (21/8/2020).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: