Tegaskan Pentingnya Profesionalitas, Luhut Pisahkan Urusan Bisnis Pribadi dan Negara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Antara)

Luhut Binsar Pandjaitan tegaskan bahwa dirinya tak pernah campur antara urusan bisnis dengan tugas negara. Hal itu ditegaskan mengingat periode ini, ia menjabat sebagai seorang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Dilansir IDXChannel, Menko Luhut mengungkapkan bahwa bisnis yang dijalani saat ini sedang dijalankan oleh orang-orang yang berpengalaman dan professional dan Luhut tidak pernah ikut campur.

?Orang mungkin mikir kalau dalam posisi saya ini, saya pasti dagang. Saya kan malu. Saya malu lah dengan anak-anak muda yang 25 di kantor saya ini. Kenapa? Karena nggak mungkin mereka nggak tahu kalau saya main-main bisnis. Nggak mungkinlah nggak tahu,? jelas Menko Luhut pada Jumat (11/2).

Baginya, Dignity berarti harga diri dan menjadi hal yang sangat penting. Bagaimana sebagai warga negara itu harus menjunjung tinggi, membedakan mana yang bisnis dan mana yang bernegara.

Menko Luhut mengaku memang ia punya bisnis yang sudah jalan dengan lama. Namun dijlankan oleh profesional. “Saya nggak pernah ikut campur. Ya paling mereka laporan, ini begini, ya saya silakan,? tambahnya.

Meski sering digosipkan, dirinya tak pernah mempermasalahkan jika ada orang yang bilang dia punya bisnis baru, padahal bisnis batu bara yang dimilikinya sedang bagus dan menghasilkan cuan besar di tengah pandemi.

Beliau menceritakan kejadian itu dengan tersenyum. ?Tiba-tiba ada yang datang, bilang, “Bapak punya deviden tinggi tahun ini ya Pak.” Saya tanya, “Kenapa?” Orang itu bilang, “Batu bara kan lagi bagus.” Saya bilang, “Wah, kaya dong gue, Hehehe,? ungkapnya dengan tawa.

Ia menambahkan alasannya ketika ditanya orang lain. ?Jadi, ada yang seperti itu. Menurut saya kenapa sih? Seperti saya ini kan pejabat negara dan saya bukan pedagang, saya tentara,”

Di akhir Luhut memberi pandangan. menurutnya, yang penting kita punya teman bisa bekerja dengan baik, dan bisa mengabdi, itu sudah cukup. (Gal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: