Sumur Jobong, Jejak Peradaban Majapahit dan Keberadaan Surabaya 748 Tahun Silam

Dalam penutup sumur itu pun ditulisi bahwa Sumur Jobong ini terbuat dari bahan terakota. Sebuah bahan yang begitu lekat dengan kejayaan Majapahit di masa silam. Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Budha, khususnya di kawasan Trowulan yang merupakan Ibu Kota Kerajaan Majapahit.

Sebelumnya, mereka ini tinggal di Glagah Arum, yang lokasinya berada di selatan kota pelabuhan yang berkalang kali. Glagah Arum adalah nama sebuah kawasan yang cukup luas. Lebih luas dari kota berkalang kali yang menurut Von Faber menjadi cikal bakal Surabaya.

Glagah Arum adalah sebuah kawasan, yang secara geografis, berada di wilayah delta sungai Kalimas dan kali Pegirian. Kawasan Glagah Arum dikekilingi oleh air atau sungai.

Di selatan terdapat Kalimas, di sisi barat masih terusan Kalimas, di sisi timur ada kali Pegirian dan di utara terdapat terusan air (verbindinggracht) yang menghubungkan Kalimas dan kali Pegirian. Kini saluran penghubung itu sudah berubah menjadi Jalan Jagalan.

Pada eranya, kawasan Glagah Arum seperti sebuah benteng alami yang wilayahnya dilingkari oleh sungai. Alamnya rimbun dengan pepohonan, konturnya sedikit membukit.

Menurut Von Faber, Glagah Arum adalah lokasi pengasingan bagi orang-orang yang dianggap sebagai kotoran rakyat (korak). Selanjutnya, justru di tangan dan pundak merekalah, pada tahun 1270 pemberontakan Kemuruhan bisa ditumpas.

Peradaban Manusia Di Ujung Selatan Kawasan Delta Kalimas

Mengutip dari buku Asia Maior “Soerabaia 1900-1950”, kawasan Peneleh adalah kawasan delta yang menjadi tujuan pemukim atau munculnya sebuah peradaban. Penulisnya mengilustrasikan kondisi alami di kawasan Bunguran (utara Peneleh), masih berupa tanah berair dan berawa-rawa.

Bisa jadi, semakin ke utara seperti di kawasan Ampel, kondisi alamnya masih semak belukar dengan lahan yang berlumpur. Tanahnya belum sepadat dan sekeras jika dibandingkan dengan di kawasan selatan (kini kawasan kelurahan Peneleh).

Di ujung selatan kawasan delta Kalimas inilah peradaban kuno Surabaya yang mulai bergeliat, lebih awal jika dibandingkan dengan kawasan yang kelak bernama Surabaya (1275) lalu Ngampel (1420). Penemuan arkeologi sumur Jobong di kampung Pandean menjadi pembukti adanya peradaban di delta Kalimas ini.

Penemuan Sumur tertua di Surabaya ditemukan tidak sengaja oleh para pekerja saat menggali tanah untuk proyek box culvert di kawasan Jalan Pandean Gg I RW 13 RT 10, Kelurahan Peneleh pada tanggal 8 Oktober 2018.

Lingkungan tempat ditemukannya jobong adalah perkampungan padat penduduk. Kondisi rumah-rumah warga di Pandean Gg I saling berjejer satu sama lain tanpa ada halaman samping, demikian pula bagian depan rumah berbatasan langsung dengan jalan kampung yang lebarnya sekitar 3 – 4 meter.

Sumur bertumpuk tiga itu ditemukan di kedalaman tanah kurang lebih satu meter dengan posisi titik koordinat 49 M 0651513 9164442.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: