Sumur Jobong, Jejak Peradaban Majapahit dan Keberadaan Surabaya 748 Tahun Silam

Dalam penutup sumur itu pun ditulisi bahwa Sumur Jobong ini terbuat dari bahan terakota. Sebuah bahan yang begitu lekat dengan kejayaan Majapahit di masa silam. Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Budha, khususnya di kawasan Trowulan yang merupakan Ibu Kota Kerajaan Majapahit.

Surabaya, EDITOR.ID,- Penemuan sumur Jobong di Surabaya mengungkap fakta sejarah tentang peradaban dan keberadaan Kota Pahlawan ini yang menurut penelitian para arkeolog dibangun pada 1275 Masehi atau 748 tahun silam oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari Malang.

Temuan sumur Jobong juga membuka tabir baru keberadaan jejak pemerintahan Kerajaan Singosari hingga kerajaan Majapahit di sejumlah daerah. Situs sejarah Majapahit itu membuktikan mereka telah membangun peradaban perkotaan di masa lampau dalam pembentukan berbagai kehidupan di hilir sungai.

Pada sebuah petang, sumur yang berada di kawasan Pandean Gang 1 Surabaya itu merajut patahan sejarah di Surabaya. Di sebuah gang kecil, terdapat Sumur Jobong sisa kejayaan Majapahit yang masih membekas di Kota Surabaya.

Kejayaan kerajaan yang tersohor di seluruh nusantara meninggalkan beberapa kisah yang sulit untuk dilupakan di Surabaya.

Dalam penutup sumur itu pun ditulisi bahwa Sumur Jobong ini terbuat dari bahan terakota. Sebuah bahan yang begitu lekat dengan kejayaan Majapahit di masa silam. Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Budha, khususnya di kawasan Trowulan yang merupakan Ibu Kota Kerajaan Majapahit.

Temuan Menggegerkan Tulang Belulang dan Gerabah Keramik

Di dalam sumur, temuan menarik lainnya seperti gerabah bongkahan keramik sebagai bukti bahwa di masa silam sudah ada peradaban manusia menggunakan gerabah keramik dalam rumah tangganya di 700 tahun lebih silam.

Juga ditemukan tulang belulang yang bisa membuka tabir siapakah sesungguhnya manusia atau peradaban pertama yang menghuni tanah di kawasan hilir sungai ini. Wilayah Surabaya ini menurut penelitian temuan manuskrip kuno, pada jaman pemerintahan Kerajaan Majapahit dinamakan kota Ujung Galuh.

Penemuan sumur Jobong, gerabah keramik dan tulang belulang manusia menjadi kisah yang tak bisa dipisahkan. Jobong yang menjadi sumber kehidupan masyarakat di masa itu, di saat Surabaya belum terlihat sebagai pemukiman yang bisa ditinggali manusia.

Dengan adanya bukti-bukti sejarah ini, maka berarti betul bahwa Surabaya itu jadi kota pada zaman Majapahit. Oleh karena itu, bukti sejarah ini bisa menjadi situs dan kawasan yang dilindungi. Butuh waktu untuk merangkai sebuah cerita antara data yang ada di buku sejarah dengan hasil temuan di lapangan. Tapi setidaknya temuan sumur Jobong ini menjadi pintu masuk untuk mengetahui dan membuka tabir siapakah orang pertama atau peradaban berdirinya kota Ujung Galuh itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: