Selamat Pensiun Pak As, Dosen Friendly

Pak As dosen yang supel, karena itu banyak di undang sebagai MC. Tugasnya mencairkan suasana bila relasi antara pengundang dan yang di undang tak selevel. Pak As sering diminta mendampingi Prof. Ryaas karena sebagian orang segan menemani Pak Ryaas bicara panjang kali lebar.

Dosen IPDN Asri Hadi Bersama koleganya Dosen Muhadam

Kini Pak As pensiun, Mei 2023. Saya sedih juga, sebab ditinggal dosen-dosen senior satu-persatu. Ada yang wafat dan ada pula yang pensiun. Begitulah hidup, tak ada yang abadi, kecuali kenangan kita bersama semasa hidup dalam bentuk perbuatan baik. Beberapa bulan lalu Pak As sudah mengosongkan rudin.

Beliau ingin beri contoh yang baik, tak perlu diingatkan, apalagi disurati dan didatangi, pakai mediasi sampai urat-uratan. Beliau punya rumah kecil di luar sama dengan Prof. Aries yang baru wafat. Saya pribadi merasa kehilangan.

Hari ini Pak As pamit dari group dosen. Beliau izin keluar. Saya belum sempat menulis kenangan dengan beliau, karena baru nulis kenangan dengan Prof. Aries. Saya juga banyak kesibukan di KPU dan Bawaslu. Tempat dimana Pak As dan Prof. Aries dulu menyibukkan diri menatar anggota KPU daerah.

Pak As sering mampir di ruangan saya, pinjam buku dan materi bila ditugaskan mengajar macam-macam. Saya bilang, semua materi ada disini, hanya satu yang tak ada, yaitu materi keuangan. Saya bukan ahlinya, silahkan cari ke yang lain. Beliau tertawa.

Kami seringkali menghabiskan waktu berjam-jam di ruangan dan perjalanan, menguliti kelakuan tokoh-tokoh antagonis, tertawa terpingkal-pingkal membedah perilaku aneh para tokoh disekeliling kita. Beliau suka curhat tentang kondisi pemerintahan, walau akhirnya kami cukup menertawakannya.

Anggap saja lawakan, karena terlalu rumit untuk diselesaikan, hanya Tuhan, Malaikat dan Iblis yang mungkin bisa ikut mengintervensi. Persoalan di republik ini katanya butuh pembedahan yang serius, butuh orang seperti Pak Muhadam. Saya hanya tersenyum malu.

Sekali-kali kami reuni di Citos bersama Prof. Ryaas, Prof. Nurliah, Pak Tursandi, Pak Lutfi, Ramses, Pak Nas, Pak Syahril, Pak James, dan Pak Bahar. Reuni tiga bulan sekali itu bagus buat merawat kewarasan agar tak cepat pikun.

Bagi saya wadah belajar serta memperbaiki diri dan lingkungan agar tak mengulang kembali jika ada kekeliruan, sekaligus berani mengambil gagasan dan perilaku heroik dosen-dosen senior yang punya ide cermerlang serta pengalaman baik. Saya tentu banyak belajar, dan mendapat pengalaman dari mereka, khususnya Pak Asrihadi.***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: