Revolusi Digital Lahirkan Komunikasi Cepat di Masyarakat

Menurut Jojo, dari situ kalau kita sudah bisa menggunakan social media kita sendiri paling enggak ini menjadi latihan. “Ini sangat menarik sebelum mahasiswa memasuki dunia kerja,” kata praktisi komunikasi yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan PR Indonesia.

Dengan makin cepatnya perkembangan teknologi digital, banyak aplikasi baru, banyak fitur-fitur baru, kita saja yang praktisi ngejarnya harus cepat, karena dinamikanya cukup cepat sekali, akan mempengaruhi pola komunikasi akan berubah, mediumnya berubah, maka kita harus mengejar,” katanya.

Sayangnya dunia pendidikan masih terpaku dengan kurikulum konvensional, terlalu kaku dan cenderung tak mampu mengejar perkembangan cepat digital. “Sehingga mahasiswa jangan hanya mengandalkan materi dari kampus tapi mahasiswa harus mencari ilmu diluar dengan terus mengikuti perkembangan aplikasi digital,” katanya.

Menanggapi kegiatan Creaction, Jojo yang juga Asesor Komunikasi BNSP sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar para mahasiwa Stikom Interstudi tersebut. “Waktu pertama kali saya masuk ini baru saya tahu ada kuliah umum secara outdoor, saya banyak melihat hal-hal yang creative dari temen-temen mahasiswa,” katanya.

Sementara Arya Gumilar GM SAC Indonesia Founder Kayuapi Digital Reputation juga mengapresiasi apapun kegiatan mahasiswa diluar kegiatan kuliah. “Artinya ini berarti ada inisiatif tinggi untuk berhubungan dengan industri untuk dapat up date untuk menemukan networking lebih luas lagi,” katanya.

Menurut Arya, intinya atau learningnya dari digital adalah komunikasinya menjadi 4.0 menjadi lebih interaktif. “Pemrednya sekarang semua orang tiba-tiba udah bisa jadi pemred, bisa punya media, mereka tidak sekadar menjadi pembaca tapi juga bisa punya media,” katanya.

Pengguna sosial media juga milenial digest. “Dan beberapa riset menunjukkan pasar milenial ini pasar yang sangat besar. “Jadinya teman-teman mahasiswa harusnya move jadi dengan jari anda, anda bisa membikin banyak perubahan,” ujarnya.

Dunia sudah disruptif sudah berubah perubahan sangat cepat. “Tapi justru bagi orang-orang yang punya jiwa spirit, orang-orang yang nggak berhenti belajar, orang-orang yang nggak mau berada di kantor, justru malah survive, seperti saya misalnya nih berada di korporasi saya malah bisa collapse, karena tidak inovatif dan kreatif,” katanya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: