Presiden: Penghasilan Turun, 14 Ribu Warga Tinggalkan Jabodetabek

Presiden Jokowi saat memberi pengantar pada Ratas mengenai Antisipasi Mudik Lebaran, Senin (30/3), yang dilaksanakan melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat. (Foto: Humas/Ibrahim).

EDITOR.ID, Jakarta,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapat informasi sedikitnya ada 14 ribu warga Jabodetabek yang mudik lebih duluan. Data ini diperoleh Presiden dari jumlah penumpang bus dari Jabodetabek yang melakukan perjalanan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengantar awal pada Rapat Terbatas (ratas) mengenai Antisipasi Mudik Lebaran, Senin (30/3), yang dilaksanakan melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat.

“Sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju ke Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan DIY serta ke Jawa Timur,” ujar Presiden seraya menambahkan telah mendapatkan laporan dari Gubernur di provinsi terkait.

Menurut Presiden, selama 8 hari terakhir tercatat ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

“Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi masal lainnya, misalnya kereta api maupun kapal, dan angkutan udara serta menggunakan mobil pribadi,” ujar Presiden pada pengantarnya.

Namun Presiden juga mengingatkan agar Pemerintah Daerah jangan sampai menimbulkan juga langkah-langkah penyaringan atau screening yang berlebihan bagi pemudik yang terlanjur pulang kampung.

Lebih lanjut Presiden mengatakan arus mudik kali ini dipercepat bukan karena faktor budaya, tetapi karena memang terpaksa. Yang ada di lapangan banyak pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang.

“Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap darurat yaitu kerja di rumah, sekolah dari rumah, dan ibadah di rumah,” ujarnya.

Untuk itu, Presiden minta percepatan program social safety net, jaring pengaman sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja harian maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro, usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di lapangan.

“Sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan, semuanya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari,” imbuh Presiden.

Untuk warga yang sudah terlanjur mudik, Presiden minta kepada para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota meningkatkan pengawasannya karena pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: