PM Ukraine Tuduh Rusia Terlibat Rencana Kudeta

Perdana Menter Ukraina Denys Shmygal UNIAN

EDITOR.ID, Brussels,- Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal tuduh Rusia ikut merencanakan kudeta untuk menggulingkan pemerintah pro-Barat.

Hal itu disampaikan Shmygal saat melakukan pertemuan dengan Pejabat Uni Eropa di Brussels, pada Selasa (30/11), sebagaimana dilansir Reuters.

Jumat (26/11) lalu Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina telah menemukan sejumlah rencana untuk menggulingkan pemerintahannya minggu ini. Rencana ini melibatkan orang-orang dari Rusia, tetapi dia tidak mengtakan mengatakan apakah dia yakin Kremlin berada dibaliknya.

Kremlin telah membantah keterlibatannya dalam rencana kudeta apa pun dan menolak tuduhan lain yang tidak berdasar bahwa mereka telah berusaha untuk mengacaukan Ukraina, sesama bekas republik Soviet.

“Kami memiliki data rahasia yang menunjukkan niat khusus (untuk memicu kudeta),” kata Shmygal.

Saat diitanya apakah negara Rusia berada di belakangnya, ia mengiyakan.

Dia juga mengatakan penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina, merupakan yang kedua kedua sejak Mei, adalah bagian dari upaya Rusia untuk mematahkan momentum Ukraina dalam rencana bergabung dengan Uni Eropa.

“Mereka sedang mempersiapkan sesuatu,” kata Shmygal tentang Rusia, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Shmygal menambahkan, intelijen Ukraina telah mencium kekuatan dari luar yang mencoba mempengaruhi oposisi politik di dalam negeri untuk memicu pemberontakan dan kudeta rakyat.

?Dalam masyarakat Ukraina, tidak ada suasana revolusioner, yang kami pahami ada pengaruh dari luar untuk menegakkan protes di Kyiv, untuk membuat mereka lebih kuat. Dinas rahasia kami sedang melakukan penyelidikan khusus,? jelas Shmygal.

Diketahui Presiden Zelenskiy adalah mantan aktor yang pernah memainkan presiden fiksi dalam sitkom populer. Popularitasnya kini jatuh setelah berkuasa selama 2,5 tahun dengan kemenangan telak pemilu 2019.

Dia mengatakan, aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa adalah salah satu alasan utama agresi Rusia, serangan hibrida, penumpukan militer di perbatasannya dan aneksasi Krimea oleh Moskow pada 2014.

Berbagai usaha dilakukan Ukraina, diantaranya memerangi massa pro-Rusia di timur negara itu sejak 2014.

Uni Eropa dan para pemimpin Barat lainnya terlibat dalam tarik ulur geopolitik dengan Rusia untuk pengaruh di Ukraina dan dua republik bekas Soviet lainnya, Moldova dan Georgia.

Shmygal mengatakan Ukraina mencari lebih banyak dukungan militer dari Amerika Serika..

“Ini adalah salah satu alasan utama serangan hibrida dari pihak Rusia, karena kami sangat ingin diintegrasikan ke Eropa, untuk memiliki standar hidup Eropa, negara-negara beradab,” katanya.

“Itulah sebabnya kami memiliki informasi semua serangan hibrida ini, serangan cyber, serangan militer fisik, wilayah pendudukan, disinformasi untuk menghambat aspirasi Eropa Ukraina,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: