Peringatan Sumpah Pemuda, UI Gelar Pertunjungan Seni Merawat Keberagaman

EDITOR.ID – Jakarta, Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Universitas Indonesia (UI) melalui Makara Art Center UI (MAC UI) bekerja sama dengan Soka Gakkai Indonesia (SGI) menyelenggarakan acara yang bertajuk “Gita Cita Pemuda Indonesia”.

Acara ini dikemas dalam bentuk pagelaran seni dan dialog kebangsaan yang dilaksanakan pada Rabu (28/10), pukul 19.00 WIB. Kegiatan tersebut dapat disaksikan secara virtual melalui kanal Youtube Makara Art Center UI https://www.youtube.com/channel/UCL3RgrAsnWi0KkgpI1HVTxw dan Sultan TV.

Acara peringatan Sumpah Pemuda ini dibuka oleh Wakil Rektor UI bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Rer. Nat. Abdul Haris, dan Ketua SGI Peter Nurhan. Pada pagelaran seni budaya mempertunjukkan berbagai bentuk kesenian, diantaranya Kolintang dari Pinkan Indonesia, Tari Papua, Dynamic Dance, Lion Gymnastic, Tarian Genderang Langit, Musik Religi Ki Ageng Ganjur dari Yogyakarta, penampilan artis Cici Paramida.

Sementara, pada sesi Dialog Kebangsaan, sejumlah narasumber yang tampil diantaranya, Ronal Surapradja (artis), Prof. Dr. Ketut Suryajaya (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB UI)), Dr. Ngatawi Al-Zastrouw (Kepala MAC UI), Elly Muliawan, dan Sofyan Shugo (Soka Gakkai Indonesia). Acara dipandu oleh Dr. Devie Rahmawati (Direktur Kemahasiswaan UI).

Selain untuk memeriahkan Peringatan hari Sumpah Pemuda, acara ini juga dimaksudkan untuk menggali dan mengaktualisasikan spirit perjuangan para pemuda Indonesia yang melampaui sekat-sekat etnis dan ideologi. “Sumpah pemuda tidak sekadar momentum kebangsaan tatpi sekaligus juga momentum kebudayaan”, demikian kata Zastrouw, Kepala MAC UI.

“Para pemuda yang bersumpah pada 28 Oktober 1928 itu tidak hanya membangun tekad bersama melawan kaum penjajah, tetapi juga membangun tekad merawat dan menjaga keberagaman dalam bingkai persatuan. Mereka bertekad membangun kerjasama lintas etnis, lintas budaya dan lintas agama dengan melepas kepentingan kelompok dan ego masing-masing untuk membangun peradaban. Inilah makna terpenting dari peristiwa Sumpah Pemuda yang harus kita gali dan kita jaga secara terus menerus,” kata Zastrouw lebih lanjut.

Pada kesempatan yang sama, Peter Nurhan menjelaskan bahwa acara ini merupakan bentuk sambung rasa dan silaturahmi anak bangsa lintas generasi. Menurutnya, “Kami menghadirkan para pengisi acara lintas generasi. Ada anak-anak muda yang mengekspresikan spirit dan kreativitasnya dalam berbagai bentuk seni, kemudian ada generasi tua yang menggali nilai-nilai keberagaman, perdamaian dan persatuan. Kami berharap acara ini dapat membangkitkan semangat kebersamaan untuk tetap optimis dan bangkit menuju kejayaan Indonesia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: