Pelukis Hardi Meninggal di Usia 72 Tahun

Seniman Hardi meninggal dunia pagi ini, 28 Des 2023, di Depok. Pak Hardi adalah jebolan ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta, dan salah satu tokoh GSRB, Gerakan Seni Rupa Baru. Menurut putri sulungnya, Oriana, papanya mengalami problem pada daya ingat akibat radang meningitis yang menjangkiti empat bulan lalu. Radang meningitis itu diketahui dari hasil diagnosa dokter di RS PON (Pusat Otak Nasional). Gangguan kesehatan Hardi mulai muncul sepeninggal Susan, istrinya, yang wafat bulan Oktober tahun lalu.

Putri keduanya,bernama Mahachakri, diambil dari Princess Maha Chakri Sirindhorn Thailand. Sedangkan anak bungsunya, dia beri nama Jibril. Nama itu diambil dari nama Malaikat.

Riwayat Pelukis Hardi

Hardi (lahir di Blitar, Jawa Timur, 26 Mei 1951; umur 66 tahun) adalah seorang seniman pelukis dan budayawan Indonesia, terlahir dengan nama R. Soehardi ia adalah salah satu pelukis aliran ekspresionis yang terkenal dan aktivis lintas seni dan kebudayaan di Indonesia yang sekarang bermukim di Kav DKI Kedoya, Jakarta Barat.

Hardi mengawali kariernya tahun 1970 di Ubud, Bali. Ia melukis bersama W. Hardja, Anton Huang, kemudian kuliah di Akademi Seni Rupa Surabaya.

Hardi merupakan tokoh seni rupa penting Indonesia. Pelopor Gerakan Seni Rupa Indonesia yang mewarnai dinamika kesenian di Tanah Air masa itu. Gerakan Seni Rupa Barunya terdiri FX Harsono, Bonyong Munni Ardhi, Siti Adiyati, Jim Supangkat, dan Nanik Mirna.

Karyanya dikoleksi Keluarga Cendana, menteri-menteri kabinet Orde Baru dan Orde Reformasi, tokoh-tokoh nasional, kalangan pengusaha dan rekan-rekan seniman. Selain lembaga-lembaga bergengsi seperti Museum Purna Bhakti Pertiwi, Balai Senirupa DKI, Dinas Kebudayaan DKI, TIM, LBH, Wisma Seni Nasional, Bentara Budaya, PT. Coca Cola Museum Neka Ubud – Bali, Yayasan Pengembangan Bisnis Indonesia, dan lainnya.

Tahun 1971 – 1974 Hardi kuliah di STSRI ASRI Yogyakarta, berlanjut tahun 1975 – 1977 kuliah di De Jan Van EYC Academie di Maastricht, Belanda. Dalam bidang senirupa Hardi berguru kepada Daryono, Fadjar Sidik, Widayat, Prof. Hans Seur, Prof. Pieter De Fesche, Nyoman Gunarsa, dan Drs. Sudarmadji.

Pada tahun 1979 namanya melejit diulas banyak media. Dalam pameran Seni Rupa Baru tahun itu sebuah lukisan bertuliskan “Presiden RI th 2001 Suhardi”, menampilkan potret dirinya berseragam tentara, menarik perhatian banyak kalangan.

Tahun 1980, Karya itu kembali ditampilkan dalam pameran seni Forum Pelukis Muda Indonesia di Taman Ismail Marzuki.

Oleh karena lukisan itu, Hardi pun ditangkap oleh penguasa militer dengan tuduhan makar.

Lukisan itu dianggap menantang hegemoni Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.

Beruntung tidak sampai dipendam lama dalam tahanan. Hardi kemudian dibebaskan atas permintaan Wakil Presiden Adam Malik, tiga hari setelah ditangkap

Sosok Hardi yang dikenal publik pembawaannya yang selalu terbuka dan blak-blakan, kadang meledak-ledak.

Selain sebagai seniman, Hardi dikenal sebagai kolektor dan pengamat. Karya-karyanya menandai perubahan di era 1970 hingga 1989an yang banyak mengekspos masalah sosial, pencetus Gerakan Seni Rupa Baru yang fenomenal, melahirkan karya-karya yang teduh, meski tetap dengan sapuan yang galak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: