Partai Ummat, Layu Sebelum Berkembang

deklarasi partai ummat besutan amien rais beberapa waktu lalu foto amien rais official

EDITOR.ID, Jakarta,– Awalnya bersemangat dan gegap gempita. Namun belum juga lolos berkompetisi di Pileg 2024, Partai Ummat sudah didera isu perpecahan, dualisme kepengurusan dan mundurnya sejumlah tokoh pengurus rame-rame.

Partai besutan Amien Rais yang pengurusnya sebagian besar pecahan dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini diawal perjuangannya sudah ditinggal sejumlah pengurus terasnya. Awalnya, Wakil Ketua Umum Agung Mozin mundur. Kemudian diikuti Wakil Ketua Majelis Syuro Neno Warisman.

Setelah itu, Wakil Ketua DPW Partai Ummat Sumatera Barat, HM Tauhid juga memilih mundur. Terbaru, sebanyak 26 pengurus DPD Partai Ummat Kota Depok juga menyatakan mundur.

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais dalam sebuah program Karni Ilyas Club yang tayang di youtube, Jumat (8/10/2021) akhirnya buka suara soal banyaknya pendiri partai Ummat yang mundur.

Hal ini berawal dari pertanyaan Karni Ilyas kenapa banyak pengurus Partai Ummat mundur. “Ada pengurus DPP Partai Ummat seperti Neno Warisman, Agung (Mozin) yang justru mundur dan ada beberapa (pengurus) daerah yang mengundurkan diri dari Partai Ummat,” tanya Karni sebagaimana dikutip dari video Karni Ilyas Club, Minggu (10/10/2021).

amien rais
amien rais

Amien pun merespons pertanyaan Karni Ilyas. Namun, Amien tidak menjawab secara gamblang. Amien hanya berujar bahwa kasus mundurnya Neno Warisman sebagai sesuatu hal yang lain.

“Saya tahu anatominya sekarang ini. Jadi memang, kalau kasus Neno lain lagi,” ujar Amien menjawab pertanyaan dari Karni Ilyas dalam program Karni Ilyas Club yang tayang, Jumat (8/10/2021).

Adapun soal mundurnya Agung Mozin, Amien mengaku sudah menganalisa. “Agung Mozin itu kita sudah memotret, sudah,” katanya.

Ia menyebut proses mundurnya para pengurus Partai Ummat sebagai hal yang biasa. “Jadi, saya dalam jam terbang pengalaman berpolitik ini, memang sesuatu yang biasa,” ujar dia.

Lebih lanjut, Amien tidak menjelaskan soal mundurnya para pengurus Partai Ummat. Amien justru menyinggung anak buahnya yang ia sebut telah mengeroyoknya hingga akhirnya membuat dirinya keluar dari PAN.

“Tapi saya garis bawahi mengapa saya dikeroyok oleh anak buah saya itu, yang karena pernah menjadi menko, menjadi menteri ini, menteri itu. Semuanya itu, itu karena saya dianggap penganggu. ‘Mengapa sih nggak mendukung pak Jokowi. Pak Jokowi yang bisa memberikan cash and carry, jadi udahlah pak Amien kita keroyok saja agar keluar’. Ya saya keluar betul,” beber Amien.

Mundur Adalah Dinamika Partai

Sementara itu Humas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengatakan pengunduran diri tersebut rata-rata dilatarbelakangi soal unsur dinamika partai.

“Alasan pengunduran diri, rata-rata soal unsur dinamika partai. Itu yang saya baca dalam dokumen mereka,” ujar Mustofa sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (10/10/2021).

Menurutnya guna melakukan penyusunan struktur yang solid sangat terkait erat dengan struktur di bawah dan struktur di atasnya. Dia mengatakan visi misi para kader pun harus sesuai dengan partainya.

“Karena untuk berjuang ke depan, tak mungkin mereka jalan sendiri-sendiri kan? Jadi, visi misi harus dapat dijalankan bersama, berjemaah atau berkelompok,” katanya.

Selain itu, Mustofa mengatakan sebagian kader juga mengundurkan diri karena tak bisa mengatur ritme partai dengan kesibukan pribadinya. “Namun juga sebagian mereka sebenarnya ada juga yang karena tak bisa mengatur ritme partai dengan kesibukan pribadi, sehingga sekalian undur diri. Jadi, memang ini biasa dalam dinamika partai baru,” ucapnya.

Meski demikian, Mustofa meyakini baik yang keluar maupun yang masih di dalam Partai Ummat tetap masih dalam satu tujuan yang sama, yakni dakwah amar ma’ruf, nahi mun-kar.

“Juga dalam rangka menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Prinsip sama, strategi berbeda, dan insya Allah hasilnya sama,” tandasnya.

Pengamat politik dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio menanggapi mundurnya sejumlah pengurus Partai Ummat.

Dengan mundurnya para pengurus itu, Partai Ummat harus bekerja sangat keras untuk bisa lolos Pemilu 2024.

“Mereka (Partai Ummat) harus kerja sangat keras untuk bisa lolos Pemilu,” kata Hendri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (10/10/2021).

Hal itu didasari karena kata dia, untuk dapat lolos verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak mudah.

Satu hal yang menjadi poin penting dalam verifikasi itu yakni terkait terbentuknya struktur kepengurusan hingga kader. “Enggak mudah lolos verifikasi KPU, sudah banyak Parpol yang gak lolos verifikasi, terbentuknya kepengurusan hingga ke akar rumput menjadi poin penting, nah mundurnya (kepengurusan DPD) Depok harus dijadikan pelajaran berharga bagi Partai Ummat,” katanya.

Dualisme Kepemimpinan

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Nazaruddin, menyebut penyebab pengurus teras partai mundur dan keluar, karena adanya dualisme kepengurusan di sejumlah daerah.

“Ada hal-hal yang itu mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya begitu. Nah yang saya maksud ekspektasi ini bukan sesuatu yang sifat idealisme atau ideologis tapi adalah dirinya begitu,” kata Nazaruddin kepada wartawan, Rabu (6/10/2021)

Faktor kedua, menurut eks Ketua PAN DIY itu, saat ini memang terjadi dualisme kepengurusan Partai Ummat di beberapa daerah.

“Yang kedua, di beberapa daerah itu memang terjadi dualisme kepengurusan. Kemudian kalau ada mundur, geser dan sebagainya itu bagian dari upaya penyelesaian dualisme-dualisme itu,” kata Nazaruddin.

Nazaruddin menyebut Amien Rais tak perlu turun tangan mengatasi masalah ini.

“Iya nggak perlu lah (Pak Amien turun tangan). Apalagi itu mundur, mau turun tangan diapain wong mundur,” kata Nazaruddin.

Nazaruddin menyebut Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Ummat tak perlu memberikan komentar soal mundurnya dua elite partai. Menurutnya, urusan harian diserahkan ke sekretaris majelis syuro.

“Saya kira tidak perlu, tidak harus beliau yang berkomentar. Kalau itu menyangkut anggota majelis syuro mungkin keseharian kan diserahkan ke sekretaris majelis syuro kan begitu. Kalau itu menyangkut pengurus DPW atau DPP atau DPD, nah itu yang ngurusi ya DPP,” jelasnya.

Tak Mengedepankan Akhlakul Karimah

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Ummat yang juga loyalis Amien Rais, Agung Mozin mengaku berhenti dari partai yang ia naungi selama ini karena dinamika internal, sekat informasi dan komunikasi elitis yang tidak mengedepankan akhlakul karimah.

agung mozin foto ist
agung mozin foto ist

Sehingga dengan mempertimbangkan masukan dari sejumlah pihak dia memutuskan untuk undur diri.

?Memperhatikan dengan seksama dinamika internal partai, sekat sekat informasi dan komunikasi elitis yang tidak mengedepankan akhlakul karimah, seraya mempertimbangkan beragam informasi dan aspirasi para sahabat Partai Ummat di berbagai daerah termasuk sahabat-sahabat aktivis demokrasi yang istiqomah konsisten-konsekuen melawan feodalisme dan dinasti politik, dengan ini saya Agung Mozin menyatakan berhenti sebagai pengurus dan anggota Partai Ummat sebagai bentuk pertanggungjawaban etika dan moral,? ujar Agung Mozin kepada wartawan, Kamis (26/8/2021). (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: