Nomor Antrian Mengurus Paspor Dijual 300 Ribu, Pelaku Diburu

Korban dari praktek Pungli ini adalah orang-orang yang akan memohon untuk pembuatan paspor, jadi setiap jajaran imigrasi menggunakan nomor-nomor barcode, nomer inilah yang dijual oleh sindikat dan oknum.

Ada tiga kategori dalam nomor antrian. Misalnya ada 300 nomor maka 100 nomor kondisinya normal. Jadi antara nama pemohon, nama dalam kartu identitas pemohon kemudian emailnya pemohon sesuai dengan data asli pemohon.

Kemudian kategori kedua ada 100 nomor lagi. “Dan itu ternyata identitasnya tidak sama jadi antara identitas asli pemohon dengan identitas yang diinput ke pendaftaran online ini tidak sama,” kata Basman.

Dan kategori ketiga ada 100 nomor lagi tiba-tiba hilang tidak kembali sama sekali. “Akhirnya pihak imigrasi itu melapor kepada kita,” tutur Basman.

Saber pungli kemudian menindaklanjuti setelah menyelidiki kasusnya. Dan ternyata nomor nomor barcode antrian tersebut tidak hanya dijual manual tetapi juga ada ditawarkan melalui situs online shoping. “Nomor antrean itu dijual antara 250-300 ribu per barcode,” kata Basman.

“Kita sudah komitmen. Bila melibatkan orang imigrasi tetap kita lakukan penindakan,” kata Basman.

Hingga kini Tim Saber Pungli akan terus memburu para pelaku praktek Pungli di Kantor Imigrasi ini.

“Praktek ini menggambarkan orang-orang yang memanfaatkan kesempatan itu sudah semakin maju sudah semakin canggih mengikuti kemajuan teknologi,” kata Basman. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: