Menteri ESDM Dukung Peran Gas Bumi Sebagai Transisi Energi

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan lewat konvensi bertaraf internasional ini pemerintah ingin menunjukan potensi sumberdaya indonesia dan berbagai kemudahan berinvestasi di sektor hulu migas

“Di mana pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi dan kendaraan akan melonjak secara signifikan,” kata dia.

Indonesia Beri Kemudahan Investasi di Bidang Migas

Ditempat yang sama Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan lewat konvensi bertaraf internasional ini pemerintah ingin menunjukan potensi sumberdaya indonesia dan berbagai kemudahan berinvestasi di sektor hulu migas.

“Temanya colaboration, yang pertama tentu sosialisasi data yang potensial di Indonesia harus dibuka, di both SKK Migas itu terlihat potensinya dimana saja, yang kedua lewat forum-forum diskusi dan juga mediasi untuk adanya deal bisnis itu kita harapkan agar terjadi,” ujar Dwi Soetjipto saat membuka IOG 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).

“Kementerian ESDM juga akan mengumumkan pemenang dari tender-tender yang sekarang jalan, itu semua akan membuka mata para investor bahwa indonesia cukup bagus untuk berinvestasi,” imbuhnya.

Dwi bersyukur melihat tingginya antusiasme masyarakat dan investor terhadap forum ini. Menurut catatan sementara, ada 1.600 orang yang hadir secara offline dan 23.500 secara online dari 74 negara.

Isu Energi Terbarukan dan Indonesia Butuh Investasi Migas USD 26 Miliar Per Tahun

Komitmen investasi diharapkan mampu mendorong pencapaian visi 2030, yang menargetkan produksi minyak 1 juta BOPD dan produksi gas 12 BSCFD per hari di tahun 2030.

Apalagi menurut catatan SKK Migas, Indonesia memerlukan investasi hulu migas senilai US$ 20 miliar hingga US$ 26 miliar per tahun.

Di saat yang sama, industri migas juga sedang menghadapi tantangan berat akibat gejolak politik global yang berimbas stabilitas harga dan pasokan energi.

“Hal ini berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi. Dengan demikian ketahanan energi merupakan isu penting untuk dibahas,” tambah Dwi.

Isu transisi energi menuju energi bersih juga menjadi sorotan dalam pertemuan ini. Setelah Protokol Kyoto, Perjanjian Paris, dan KTT G20 di Bali, banyak negara, termasuk Indonesia, berkomitmen penuh untuk mengurangi emisi karbon.

“Di industri migas, kami melihat bahwa beberapa perusahaan minyak besar telah memasukkan pengurangan karbon dan investasi energi terbarukan dalam strategi portofolio mereka,” kata Dwi.

Karena itu IOG 2022 menjadi forum untuk menjawab tantangan memperkuat kolaborasi investasi sambil terus beradaptasi dengan transisi energi.

“Kami masih perlu memaksimalkan nilai sumber daya minyak dan khususnya gas kami untuk memastikan keamanan dan keterjangkauan energi di kawasan ini sambil memenuhi ambisi bebas emisi karbon,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: