Jakarta, EDITOR.ID,- Prof Dr Rudy Harjanto, MSn merupakan sosok akademisi langka di Indonesia. Pertama ia berhasil meraih gelar doktor berturut-turut dari enam universitas terkemuka di Indonesia. Sosok Prof Rudy juga dikenal sebagai Guru Besar atau pakar yang pertama kali mendalami dan meneliti di bidang periklanan.
Rudy meraih gelar Doctornya di Universitas Borobudur pada 2004. Kemudian kembali meraih gelar doktor dari Universitas Padjajaran (Unpad) pada 2010. Tak hanya dua kampus, Rudy kembali mendapatkan gelar Doktor dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 2013.
Tak sampai disitu Prof Rudy kembali memegang gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada pada 2018. Prof Rudy tak ingin berpuas diri. Ia kembali melakukan penelitian dan kembali meraih Doktor di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang pada 2019.
Terakhir Prof Rudy meraih gelar Doktor dari Universitas Pelita Harapan (UPH) pada 2021.
Gelar Doctor yang disandang Rudy berlatar dari berbagai bidang disiplin ilmu. Mulai dari bidang ekonomi, Managemen, SDM, Komunikasi, Hukum dan Seni. Mantan Rektor Universitas dr Moestopo ini juga dikenal piawai soal perkembangan digital, komunikasi, hukum dan soal Artificial Inteligent atau Robot Digital.
Siang ini mantan Dosen senior Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Asri Hadi berkesempatan berdiskusi dengan Prof. Dr. Rudy Harjanto di Satay Senayan House Pakubuwono. Hadir juga pendiri Sambas Sinergy Khairil Hamzah. Dan juga hadir para tokoh-tokoh yang siang itu berdiskusi sangat serius tapi santai.
Dalam perbincangannya Prof Rudy banyak mengupas tentang konsep pendidikan di masa mendatang. “Pendidikan harus mengajarkan kemajuan teknologi terutama perkembangan digital dan artifisial intelegence,” ujar Prof Rudy.
Asri Hadi yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID sangat mengapresiasi konsep yang dipaparkan Rudy Harjanto soal model Pendidikan Masa depan yang berorientasi pada perkembangan digital.
“Saya sangat mengapresiasi konsep pendidikan masa depan berbasis teknologi digital,” ujar Asri Hadi yang juga jebolan Monas University, Australia.
Prof Rudi juga pernah mengungkap adanya fenomena Hiperrealitas menjadi tantangan di era digitalisasi imbas membeludaknya informasi dari beragam platform digital. Manakala informasi tersebut saling bertentangan, maka akan sulit untuk menarik kesimpulan tentang apa sebenarnya isi informasi yang ingin disampaikan dan berpotensi menjadi hiperrealitas.
Prof. Rudy Harjanto menjelaskan hiperrealitas bisa lahir dari melimpahnya informasi di media sosial (medsos). Hiperealitas, kata dia, muncul lewat kemampuan menambahkan informasi pada informasi yang telah disampaikan orang lain dalam berbagai aplikasi.
