Lebih Dahsyat dari Binomo, Fahrenheit Rugikan Korban Rp5 Triliun 3 Ditangkap

ilustrasi

EDITOR.ID, Jakarta,- Usai Binomo dan Quotex, masih ada lagi kasus penipuan berkedok robot trading. Kali ini yang muncul platform Fahrenheit. Bahkan platform ini lebih mengerikan mampu mengeruk duit nasabahnya hingga Rp 5 triliun.

Kabarnya Polda Metro Jaya sudah menangkap tiga pelaku berinisial D, IL, dan DB.

“Ketiga pelaku memiliki peran berbeda-beda, ada yang mengajak, ada yang admin, dan satu lagi itu pengelola website-nya,” sebut Direktur Kriminal Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Auliansyah Lubis saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (20/3/2022).

Jajaran Dirkrimsus Polda Metro Jaya akan terus mencari bos di balik aplikasi Fahrenheit itu. “Kami baru mendata, tetapi cukup besar sekali ini dana yang dikelola oleh mereka,” ujar Auliansyah.

55 Korban Laporkan Fahrenheit Termasuk Artis

Setidaknya ada 55 laporan yang diterima dan lebih dari 100 orang mengadukan soal dugaan investasi bodong itu ke polisi. “Sudah ada 55 laporan polisi, untuk pengadunya mungkin 100 orang lebih sudah ada,” kata Auliansyah.

Sebelumnya, sejumlah korban melaporkan Fahrenheit ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Salah satu pelapornya aktor Chris Ryan.

Chris mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan tindak pidana penipuan yang dialaminya melalui platform Fahrenheit pada Selasa (15/3/2022).

Pihak Fahrenheit diduga sengaja menghilangkan uang yang dimasukkan para anggota aplikasi. Menurut Chris, uang yang hilang secara total mencapai Rp 5 triliun.

“Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin-call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban),” ucap Chris Ryan saat ditemui di Bareskrim Polri.

Chris Ryan mengungkapkan alasannya bermain robot trading Fahrenheit. Ia mengaku melihat peluang pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi Covid-19.

Secara terpisah, kuasa hukum Chris bersama korban lainnya, Sukma Bambang Susilo, menyatakan bahwa kliennya merugi sekitar Rp 40 miliar.

Menurut dia, jumlah korban yang ditanganinya sekitar 80 orang.

“Untuk nilai kerugian yang saya tangani lebih kurang Rp 40 miliar,” ujar pengacara para korban, Sukma Bambang Susilo sebagaimana dilansir Kompas.com, Jumat (18/3/2022).

Tak terdaftar Bappebti

Sukma mengatakan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pernah mengumumkan aplikasi Fahrenheit ilegal.

Pengumuman tersebut kemudian membuat para anggota robot trading Fahrenheit sadar sudah tertipu.

Lebih lanjut, Sukma mengungkapkan, para korban aplikasi Fahrenheit tidak lagi bisa melakukan pencairan atau pembatalan pembelian sejak 7 Maret lalu.

Hal itu membuat dana yang telanjur diinvestasikan mengalami trading yang tak bisa dihentikan dan membuat dana milik korban yang telah masuk ke dalam robot trading ludes.

Masuk Kedalam Tahap Penyidikan

Ditempat terpisah Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko mengungkapkan, bahwa status kasus investasi bodong robot trading platform Fahrenheit masuk ke tahap penyidikan.

Menurut Kombes Gatot, kasus tersebut telah merugikan korban hingga Rp 5 triliun.

“Jadi, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) sudah ada laporan dan naik ke penyidikan,” tegas Kombes Gatot di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/3.2022).

Kombes Gatot membeberkan, ada dua laporan terkait robot trading tersebut yang mana diterima Dittipideksus dan Dittipidsiber.

Namun, Kombes Gatot mengatakan laporan tersebut akan digabung menjadi satu, sehingga penyidikan fokus di Dittipideksus.

“Penanganannya akan diserahkan ke Dittipideksus karena di Siber masih lidik,” jelasnya.

Menurut Kombes Gatot, penyidik akan segera menindaklanjuti perkara tersebut. Pasalnya, kata Kombes Gatot, investasi bodong robot trading makin marak terungkap karena meresahkan masyarakat.

Seperti diketahui, Fahrenheit merupakan platform investasi berkedok robot trading kripto. Pengelola aplikasi ini ialah PT FSP Akademi Pro yang muncul sekitar pertengahan 2021.

Fahrenheit disebut-sebut sudah memiliki kantor operasional pertama di gedung Neo Soho Capital, Jakarta. Mereka mengklaim memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence alias AI yang digunakan pada pasar aset kripto. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: