Kontestan Pilkada Indramayu Bicara Foto Surat Suara

EDITOR.ID. Indramayu – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indramayu, menggelar rapat pleno persetujuan desain surat suara pasangan calon bupati dan wakil wakil bupati. Empat paslon yang kesemuanya hadir yakni Sholihin-Ratnawati (1), Toto-Deis (2), Daniel-Taufik (3) dan Nina-Lucky (4), menyepakati desain foto pada surat suara tersebut.

Persetujuan ditandai dengan penandatanganan duplikat surat suara. Hadil dalam acara kesepakatan, Ketua KPU Ahmad Toni Fatoni dan Ketua Bawaslu, Nurhadi. Lalu apa kata paslon soal foto pada surat suara pilkada Indramayu ? Berikut pernyataan mereka.

  1. Sholihin-Ratnawati :

    “Makna foto kami mengenakan jas pada surat suara (kartu suara) pertanda bahwa kami lah yang paling siap menjadi pemimpin. Jas itu simbol seorang pemimpin, jadi tentu saya yakin kami menang dalam pilkada Indramayu ini”.

  2. Toto-Deis :

    “Pada surat suara kami mengenakan baju putih, berarti netral (independen). Itu juga yang membuat keyakinan kami akan menang. Sebab suara kami justru banyak didukung oleh adanya konflik partai. Kami sudah kuasa 25 dari 31 kecamatan. Pendeknya kami selalu berbaju kembar, simbol bahwa tidak ada kepemimpinan kembar di pemerintahan. Harus saling mengisi antara bupati dan wakilnya”.

  3. Daniel-Taufik :

    “Baju batik yang kami kenakan pada surat suara, itu simbol nilai budaya. Yang kami pakai pun batik Paoman, asli Indramayu. Pemimpin yang baik tentu harus selalu menjaga kearifan lokal. Tujuan kami, tentu agar pemilih mudah mengingat dan tentu saja tahu persis siapa yang paling punya niat untuk membangun Indramayu, ditandai bisa dilihat dari profil kami yang menjunjung tinggi budaya Indramayu sendiri. Untuk dukungan, seluruh kecamatan, ada 31, sudah kami kuasai”.

  4. Nina-Lucky

    “Saya pakai kerudung warna merah agar mudah dikenali. Simbol wanita berani, untuk mengubah Indramayu lebih maju dan bermartabat. Merah saya, dan putih Mas Lucky, juga simbol kebangkitan dari segala hal. Kami ingin mengubah paradigma bahwa wanita Indramayu itu tidak bisa dianggap enteng apalagi direndahkan. Saatnya wanita Indramayu bangkit membangun bersama kami”.

Reporter : Hendra Sumiarsa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: