Khairil Hamzah: Transisi Energi Jadi Mesin Ekonomi Baru di Indonesia

Akan Muncul Sumber Energi Berbahan Ramah Lingkungan dan Mengantar Indonesia Menuju Zero Carbon

Founder Sambas Sinergy Khairil Hamzah bersama timnya menerima kunjungan President DAMAI (Dayak Madura Indonesia) dan Panglima Adat Dayak Prof.Dr.Rudolf di markas Sambas Sinergy di kawasan Jakarta Selatan Minggu.

“Saat electrify everything (elektrifikasi segala sektor) maka demand (permintaan) terhadap listrik meningkat, demand terhadap EBT juga meningkat. Nah di sinilah kemudian terjadi proses transisi dari electrify everything ini adalah peluang bisnis baru, peluang ekonomi baru,” pungkas pria yang gigih berjuang sebagai Relawan Prabowo-Gibran ini.


Founder Sambas Sinergy Khairil Hamzah bersama timnya menerima kunjungan President DAMAI (Dayak Madura Indonesia) dan Panglima Adat Dayak Prof.Dr.Rudolf di markas Sambas Sinergy di kawasan Jakarta Selatan Minggu.

Tak Akan Kurangi Lapangan Kerja

Sementara itu Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menjelaskan, lapangan pekerjaan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat dipertahankan karena pihaknya yakin bahwa perkembangan teknologi membuat proses penangkapan emisi karbon PLTU menjadi lebih murah.

“Teknologi untuk menangkap emisi karbon dari PLTU berupa batu bara itu kan semakin lama, secara ekonomis ya, semakin bisa kita implementasikan karena akan semakin murah,” kata Eddy saat ditemui usai menghadiri sesi diskusi bertajuk “Capital Connect: Indonesia Elections & Economics” di Jakarta Pusat, Selasa sebagaimana dilansir dari Antara.

Di samping itu, menurutnya proses pensiun dini PLTU tidak mudah karena membutuhkan biaya yang besar serta perlu mempertimbangkan energi baru dan terbarukan (EBT) yang siap menggantikan batu bata.

Dia menambahkan, proses pengembangan EBT dapat berjalan beriringan dengan penggunaan batu bara untuk pengoperasian PLTU yang dapat menangkap emisi karbon.

“Yang penting kan masalahnya tidak ada emisi karbon, itu kan yang penting. Mau itu dari batubara, mau dari sampah, mau dari biomassa itu kan masalah kedua tetapi karbonnya tidak boleh,” ucap Eddy.

Oleh karena itu, pihaknya meyakini di samping penyerapan tenaga kerja oleh sektor ramah lingkungan (green job), lapangan pekerjaan di sektor energi fosil terutama PLTU masih dapat dipertahankan jika teknologi penangkapan emisi karbon dapat segera direalisasikan secara menyeluruh.

“(Tenaga kerja) diserap oleh green job dan akan dipertahankan oleh PLTU yang sekarang ada jika memang adopsi dari teknologi itu bisa dilakukan secara cepat untuk menangkap karbon emisi,” kata Eddy.

Eddy menyebutkan Prabowo-Gibran tetap berkomitmen untuk tidak akan membangun PLTU yang baru dan melanjutkan upaya pensiun dini PLTU yang sudah ada.

Eddy menerangkan pasangan calon presiden Prabowo-Gibran juga menawarkan penggunaan transmisi untuk memperluas jaringan listrik yang bersumber dari gas sebagai energi transisi dari berbasis fosil menuju energi terbarukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: