Kebakaran Hutan di Sisi Barat Gunung Andong Magelang

Kebakaran Hutan di Desa Temu Kidul dan Desa Jogoyasan di wilayah Ngablak sisi Barat Gunung Andong, Kabupaten Magelang - Jawa Tengah, Kamis 10 Agustus 2023 siang hingga menjelang malam (18:00 WIB)

Temu Kidul-Ngablak, Jogoyasan, Magelang,  EDITOR.ID –  Kebakaran hutan di lereng Gunung Andong tepatnya  di Desa Temu Kidul dan Desa Jogoyasan,  di kawasan sisi Barat Gunung Andong,  Kabupaten Magelang – Jawa Tengah, Kamis 10 Agustus 2023.

Titik api mulai terlihat di kawasan lereng Gunung Andong pada Kamis (10/8/2023) siang diketahui sekitar pukul 11.30 WIB petang hingga semakin membesar nampak jelas  menjelang malam (18:00 WIB) –  dari  kejauhan.
.
Pemadaman secara manual dilakukan oleh tim gabungan 50 relawan yang dikerahkan untuk memadamkan kobaran api dalam kondisi  telah menghanguskan Lereng Gunung Andong di Kabupaten Magelang.

Para relawan tersebut terdiri dari aparat yang bertugas pada instansi terkait  di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, di Polsek Ngablak, Koramil, Perhutani, Polhut — mereka  saling berkoordinasi di koordinir  oleh Kapolsek Ngablak di jalur pendakian Pos 1.

Kapolsek mengungkapkan,  tim gabungan berjibaku memadamkan api — sejak api  mulai terlihat — yang dikabarkan  oleh warga masyarakat Desa Jogoyasan pada pukul 15:00 WIB.

Berawal dari salah seorang warga yang bermukim Desa Temu Kidul dan Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak melihat kepulan asap dari sisi barat lereng Gunung Andong pada Kamis (10/8) sekitar pukul 13.00 WIB.

Warga Desa Temu Kidul dan Desa Jogoyasan
tersebut  melaporkannya  ke Perhutani —  selanjutnya diteruskan ke BPBD Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pada pukul 15.00 WIB tim gabungan tiba di lokasi dan langsung berupaya memadamkan secara manual.

Oleh karena kondisi angin cukup kencang dan  lereng Gunung Andong  cukup terjal menjadi kendala tim gabungan melakukan pemadaman.

Dari laporan tim gabungan menginformasikan bahwa  vegetasi yang terbakar merupakan  rumput alang-alang dan pohon yang mengering.

Pihak Perhutani dan Polhut  telah melakukan pendataan di lokasi lahan yang terbakar  berada di petak 26c (luas  baku ±15,10 Ha) dan 27f-3 (luas baku ±9.2 Ha).

Lahan yang terbakar  tersebut merupakan hutan lindung  yang masih dalam penghitungan/identifikasi.

Sedangkan penyebab kebakaran hutan belum diketahui  —  masih dalam penyidikan pihak yang berwajib.

Kepulan asap dan titik api masih terlihat di lereng gunung sisi sebelah barat tepatnya di bawah ‘Puncak Ala-Alap’.

Hingga malam hari tim gabungan masih melakukan pemantauan dari Desa Jogoyasan Ngablak di bawah Gunung Andong.

Akibat day kebakaran hutan, jalur pendakian ke Gunung Andong ditutup sementara karena dipastikan  membahayakan para pendaki.

Kronologi

Titik api mulai terlihat di kawasan lereng Gunung Andong pada Kamis (10/8/2023) siang diketahui sekitar pukul 11.30 WIB.

Salah seorang warga yang bermukim  di Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak melihat kepulan asap dari sisi barat lereng Gunung Andong pada Kamis (10/8) sekitar pukul 13.00 WIB.

Warga melaporkannya  ke Perhutani —  selanjutnya diteruskan ke BPBD.

Pada pukul 15.00 WIB tim gabungan berupaya memadamkan secara manual,  oleh karena kondisi angin cukup kencang dan  lereng Gunung Andong  cukup terjal menjadi kendala tim gabungan melakukan pemadaman.

Kobaran api menghanguskan semak-semak di sisi sebelah barat dari Puncak Alap-alap.

Salah seorang relawan Gunung Andong yang dihubungi melalui sambungan telepon, Aji mengatakan awalnya para relawan melihat kepulan asap dari titik yang terbakar.

Kemudian para relawan langsung mendatangi sumber asap dan mendapati semak-semak yang ada di sisi sebelah barat Puncak Alap-alap sudah terbakar.

Para relawan yang berjumlah sekitar 50 orang kemudian langsung berupaya untuk melakukan pemadaman api dengan menggunakan alat seadanya.

“Tadi diketahui sekitar pukul setengah 12 siang. Awalnya ada kepulan asap, lalu relawan langsung berusaha memadamkan,”katanya.

Sampai sore ini menurut Aji mengatakan masih ada beberapa titik api.

Para relawan hanya bisa meminimalisir kebakaran lahan dengan cara melakukan penyekatan.

“Belum padam, masih ada satu dua titik api. Tadi kita hanya bisa melakukan penyekatan saja,”jelasnya.

Pendaki Ditahan di Basecamp

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para pendaki untuk sementara di tahan di basecamp Sawit.

Pendaki baru boleh naik ke puncak setelah api benar-benar bisa dikendalikan.

” Untuk sementara kita tahan di basecamp semua. Kalau jalur lainnya aman, tidak terbakar,” tambah Aji.

Luas area yang terbakar

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Muhlisin mengatakan, “Ada dua petak Gunung Andong yang terbakar. Di antaranya, petak 26 C dengan luas 15,10 hektare dan petak 27 F-3 luasnya 9,2 hektare,” katanya.

“Adapun tanaman yang terbakar adalah kirinyuh, ilalang, Pinus dan akasia hanya beberapa dan juga tanaman liar lainnya,” sambungnya.

Hingga malam ini, api belum bisa dipadamkan. Karena lokasinya berada di tebing yang cenderung curam dan berbatu.

Muhlisin  menjelaskan bahwa secara  perlahan api sebenarnya mulai mengecil, namun selang waktu tak lama terlihat kembali membesar.

Ketika tim gabungan melakukan pemadaman ada yang merintangi — mengganggu yaitu, . “Batu-batu yang dari atas puncak gunung tetiba  turun berjatuhan, hingga ada yang terkena diantara anggota tim gabungan. Jadi, kami nggak berani untuk lebih mendekat ke titik api,” jelasnya.

Dugaan sementara human error

Kepala KRPH, Muhlisin  menduga, kebakaran itu disebabkan oleh kecerobohan ulah manusia.

Karena seperti biasanya, ada warga yang mencari rumput. Kemudian, ketika hendak membuat lahan baru untuk ditanami rumput, mereka akan membakar lahan itu dan ditinggal pergi oleh bsi pelaku atau oknum warga setempat.

Hal itulah yang membuat api menjalar ke tanaman sekitarnya. “Kami mantau sampai pagi dan memastikan api benar-benar mati,” terangnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: