“Makanya ada ulama yang berpendapat (Lailatul Qadar) dimulai tanggal 1 (Ramadhan),” sambung kiai yang juga Rais Syuriyah PBNU itu.
Gus Baha kemudian mengutip sabda Nabi Muhammad: Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qodar di malam kesepuluh terakhir bulan Ramadhan.
“Berarti ada juga yang mencari (Lailatul Qodar) tanpa bersungguh-sungguh, tapi sejak tanggal 1 (Ramadhan),” sambung salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair ini.
Jika mencari sejak tanggal 21, kata Gus Baha, berarti dihitungnya sebagai permulaan dan belum masuk kategori sungguh-sungguh. Menurut Gus Baha, yang dimaksud ‘sungguh-sungguh’ adalah klimaks.
“Klimaks itu mulainya tanggal 1. Kalau mulainya tanggal 21, kata Malaikat: Lho kok baru mencari sekarang? berarti dianggap pemula. Makanya gak dapat karena pemula,” ujarnya.
Gus Baha kemudian menggarisbawahi kalimat sungguh-sungguh pada sabda Nabi tersebut. Ia menegaskan, tanggal 21 Ramadhan itu mencari dengan sungguh-sungguh, bukan mulai mencari.
“Teks hadits menyebut sungguh-sungguh tanggal 21. Tidak ada dalam riwayat harus kamu cari sejak tanggal 21,” jelasnya.
Gus Baha pun kembali menegaskan, Lailatul Qadar merupakan bentuk kasih sayang dan rahmat dari Allah untuk umat Nabi Muhammad, diharapkan semua umat Islam yang tidak bermaksiat bisa mendapatkannya. (tim)