Jenderal Dudung Skak Matt Jenderal Gatot

letjen tni dudung abdurahman

EDITOR.ID, Jakarta,- Tuduhan Mantan Panglima TNI Jenderal Pur Gatot Nurmantyo bahwa TNI AD sudah disusupi anasir PKI karena patung tiga jenderal TNI AD yang ada di masa pemberontakan G 30 S PKI telah dipindahkan dari museum Kostrad mengusik Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurahman.

Jenderal bintang tiga ini langsung buka suara dan skak matt Gatot Nurmantyo. Jenderal Dudung tak terima tuduhan jajaran AD sudah disusupi PKI. Apalagi pernyataan Gatot itu memantik gaduh di publik.

Panglima Kostrad Letjen Dudung menegaskan bahwa TNI AD khususnya Kostrad tetap konsisten dan tidak akan melupakan sejarah peristiwa G30 S PKI.

“Itu tudingan yang keji terhadap kami. Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad,” tegas Jenderal Dudung dalam keterangan tertulisnya.

Dalam Islam, lanjut Dudung, disebut tabayun. “Agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” tuturnya.

Penegasan Letjen TNI Dudung Abdurahman menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.

Sebelumnya Gatot Nurmantyo saat jadi pembicara dalam diskusi webinar dengan tema: TNI vs PKI yang diselenggarakan Insan Cita, Ahad/Minggu malam (26/9/2021) mempersoalkan pemindahan patung jenderal AH Nasution, Jenderal Soeharto dan Kolonel Sarwo Eddie Prabowo di? diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Pemindahan ini kemudian dikait-kaitkan opini bahwa AD sudah tersusupi PKI.

Menanggapi pemindahan patung Jenderal AH Nasution, Jenderal Soeharto dan Kolonel Purn Sarwo Eddie Wibowo, Dudung menyatakan hal tersebut bukan kehendak Kostrad namun atas permintaan Jenderal Pur AH Nasution.

Menurut Dudung, jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar.

“Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu,” katanya.

Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).

“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini,” ujarnya.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,”? tambah Jenderal Dudung.

Berikut penjelasan lengkap Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, S.E, M.M, soal pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo pada diskusi webinar dengan tema: TNI vs PKI yang diselenggarakan Insan Cita, Ahad/Minggu malam (26/9/2021) mengenai diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.

  1. Patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).

  2. Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: