Innalilahi Wa Innalilahi Yai Djazuli Wafat

foto semasa hidup pengasuh pondok pesantren al falah, desa ploso, kecamatan mojo, kabupaten kediri jawa timur, kh zainuddin djazuli. (antara jatim ho pesantren al falah, kabupaten kediri)

EDITOR.ID, Kediri,- Kabar duka datang dari lingkungan pesantren dan keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah di Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kiai Zainuddin Djazuli wafat pada Sabtu (10/7) siang.

Kiai yang akrab disapa Gus Dien atau Mbah Din sebelumnya mendapatkan perawatan di rumah sakit wilayah Tulungagung, karena sakit yang dideritanya.

Gus Muhammad Abdurrahman Al Kautsar, salah satu kerabat membenarkan tentang wafatnya KH Zainuddin Djazuli, pada Sabtu. Namun, ia meminta semua santri, alumni, maupun wali santri untuk tidak menghadiri prosesi pemakaman.

“Assalamu alaikum warohmatullahiwabarokatuh, innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Sampun kapundut guru kito, tiyang sepah kito, mbah KH Zainuddin Djazuli (Telah meninggal dunia guru kita, orang tua kita, mbah KH Zainuddin Djazuli). Kepada semua santri, alumni, wali santri, simpatisan, para muhibbin Pondok Pesantren Al Falah Ploso dengan hormat kami meminta untuk tidak menghadiri prosesi pemakaman mbah KH Zainuddin Djazuli,” kata Gus Kautsar, sapaan akrabnya, mewakili keluarga dalam pernyataan lewat video di Kediri, Sabtu.

Ia juga meminta semua pihak agar mendoakan almarhum KH Zainuddin Djazuli dari rumah masing-masing demi kebaikan bersama. Ia juga berterima kasih kepada seluruh santri, alumni dan sebagainya atas doa yang diberikan.

Sebelumnya, KH Zainuddin Djazuli sempat dirawat di sebuah rumah sakit wilayah Tulungagung karena sakit yang dideritanya pada awal pekan ini. Namun, setelah perawatan yang diterima, mbah Dien wafat.

Sesuai dengan rencana, jenazah juga langsung dikebumikan di makam di area pesantren, tepatnya di samping Masjid PP Al Falah. Di lokasi tersebut juga ada makam KH Djazuli Utsman dan ibu Nyai Hj Rodliyah Djazuli.

ungkapan duka cita
ungkapan duka cita

Sementara itu, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Akhmad Muzakki mengatakan bahwa NU kehilangan sosok ulama karismatik atau Mbah Din.
“Kami semua semua kehilangan kembali sosok ulama yang tegas, disiplin, penuh wibawa, dan risk-taker,” kata dia.

Mbah Din merupakan sosok kiai yang tidak hanya memberikan manfaat ilmu agama, tetapi memperluas nilai dalam urusan publik dan keumatan.

Dia kerap dimintai pendapat oleh petinggi negara, pejabat, dan tokoh masyarakat terkait permasalahan bangsa.

“Almarhum memperluas kemanfaatan beliau ke urusan publik lebih luas melalui langkah kemasyarakatan dan politik. Kami semua kehilangan atas kapundutnya beliau,” ujar Zakki.(tim).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: