Heboh Santri di Ponpes Tangsel Disodomi Seniornya

Saat itu, hanya ada korban dan pelaku yang berada di dalam kamar nomor 302. Setelah masuk ke kamar, korban dilecehkan oleh pelaku dengan cara disodomi.

Tangerang Selatan, EDITOR.ID,- Dunia pesantren kembali dihebohkan oleh kasus adanya seorang santri bocah menjadi korban sodomi yang dilakukan seniornya. Tragisnya pelaku juga masih berusia 16 tahun. Kasus ini terjadi di salah satu pesantren di kawasan Parigi, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Polisi langsung membawa pelaku berinisial F untuk diperiksa.

Kanit Perlindungan Perempuan dan anak (PPA) Polres Tangsel, Iptu Siswanto, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada 28 Oktober 2022.

“Kejadiannya benar (ada) 28 Oktober 2022,” ujar Siswanto saat dihubungi, Selasa (22/11/2022).

Dugaan peristiwa sodomi itu bermula saat korban berinisial ANJ disuruh oleh pelaku untuk datang ke kamarnya.

Saat itu, hanya ada korban dan pelaku yang berada di dalam kamar nomor 302. Setelah masuk ke kamar, korban dilecehkan oleh pelaku dengan cara disodomi.

“Kalau versi emaknya, alasannya (korban) dikibulin sama seniornya. Si ANJ (korban) disuruh pelaku masuk kamar 302, disodomi, di situlah dikerjain,” jelas Siswanto.

Korban mengaku disodomi tiga kali

Menurut Iptu Siswanto, aksi pelaku menyodomi korban tak hanya terjadi satu kali. Korban ANJ mengaku sudah dilecehkan seniornya F sebanyak tiga kali.

Pernyataan itu disampaikan korban kepada penyidik saat pemeriksaan dilakukan di Polres Tangsel pada dua pekan lalu.

“Pengakuan sementara dia (korban) kemarin (pas pemeriksaan) tiga kali dia disodomi sama pelaku,” ujar Siswanto, Selasa (6/12/2022).

Korban Takut Mengadu ke Orang Tuanya Karena Diancam Pelaku

Hal itu juga diperkuat dengan hasil visum yang menunjukkan ada luka kemerahan di sekitar area bokong korban.

“Hasil visumnya (menunjukkan) ada luka merah pada area pantatnya (korban),” jelas Siswanto.

Siswanto menjelaskan, korban baru berani memberitahukan orangtuanya bahwa dia disodomi setelah peristiwa itu terjadi ketiga kalinya.

Sebelumnya pada kejadian yang pertama dan kedua, korban tidak berani mengadu lantaran takut dengan seniornya itu.

“Karena dia (korban) takut sama seniornya ini (baru melapor). Tidak ada (ancaman), cuma katanya (pelaku) jangan bilang-bilang, ” kata Siswanto.

“Ya kan enggak berani yang pertama, kedua enggak berani cerita. Takut sama si pelaku karena dia junior aja, pelaku seniornya lebih ke situ. Yang jelas tiga kali (terjadi), enggak dalam waktu sebulan,” lanjut dia.

Pelaku Dirumahkan oleh Ustadnya

Siswanto mengatakan bahwa terduga pelaku F sudah dikeluarkan dari pondok pesantren tempatnya mondok.

“Saya ke sana (hari ini) mengirim surat terkait permintaan data alamat terlapor pelaku anak. Karena informasinya sudah tidak bersekolah di situ lagi, makanya saya mencari datanya ke sana (pesantren),” ujar Siswanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: