Heboh! Rektor Unika Soegijapranata Ngaku Tolak Pesanan Polisi Rekam Video Puji Jokowi

Ferdinan mengaku diminta oleh pihak kepolisian untuk membuat video berisi pernyataan yang memuji kinerja Presiden Joko Widodo. Selain itu, ia mengaku juga diminta membicarakan figur yang layak menjadi pengganti Jokowi.

Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto

Dia menyebutkan, video itu nantinya dapat berjalan efektif dan diterima baik oleh masyarakat.

Untuk mendapatkan video testimoni dari para rektor dan tokoh di Semarang, pihaknya mengerahkan petugas yang bekerja di bawah Polrestabes Semarang.

Bukan video prestasi Jokowi

Terpisah, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, permintaah video ini sebagai upaya pertanggungjawabannya dalam menjaga situasi tetap kondusif jelang Pemilu 2024.

“Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh-tokoh masyarakat pemuda agama kemudian termasuk sivitas akademika untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai,” jelas Irwan.

Namun, dia membantah para tokoh diminta untuk menjelaskan prestasi kinerja Jokowi, apalagi menunjukkan keberpihakan terhadap salah satu paslon.

“Tidak ada (soal politik dan pujian Jokowi), tidak ada sama sekali, sekali lagi saya ulangi bahwa ajakan itu untuk men-support terciptanya pemilu damai. Tidak ada paksaan terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang,” tegasnya.

Irwan menegaskan, video tersebut akan digunakan untuk mengampanyekan pemilu damai melalui publikasi media sosial.

“Sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni kami sudah sampaikan bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya,” pungkasnya.

Mabes Polri: Bukan Rektor Saja yang Didatangi Polisi

Mabes Polri menanggapi keluhan dari sejumlah rektor dan akademisi di Jawa Tengah (Jateng) tentang dugaan pemaksaan pihak kepolisian untuk memberikan testimoni positif pemerintahan Presiden Jokowi.
Kabaharkam Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Fadil Imran mengatakan, situasi tersebut hanya kebetulan.

Fadil mengatakan, saban harinya, anggota polisi punya peran untuk mendatangi orang-orang, atau kelompok masyarakat. “Bukan hanya rektor saja yang didatangi polisi,” kata Fadil usai Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu 2024 di Lapangan Singa Lodaya Cikeas, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (7/2/2024).

Menurut Fadil, kepolisian setiap hari juga mendatangi tokoh masyarakat, tokoh agama, pun juga tokoh-tokoh kepemudaan. Adanya tudingan dari sejumlah akademisi maupun rektorat yang menyampaikan adanya paksaan untuk membuat testimoni positif tentang pemerintahan Jokowi tersebut, merupakan penilaian yang keliru.

Namun ia tak menampik, aktivitas anggota kepolisian mendatangi rektor itu dianggap sebagai intimidasi karena berbarengan dengan momen sivitas akademik dari sejumlah universitas mendeklarasikan penilaian berbeda tentang rezim pemerintahan Jokowi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: