Heboh! Rektor Unika Soegijapranata Ngaku Tolak Pesanan Polisi Rekam Video Puji Jokowi

Ferdinan mengaku diminta oleh pihak kepolisian untuk membuat video berisi pernyataan yang memuji kinerja Presiden Joko Widodo. Selain itu, ia mengaku juga diminta membicarakan figur yang layak menjadi pengganti Jokowi.

Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto

Jakarta, EDITOR.ID,- Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan banyak kalangan. Ia mengaku diminta membuat rekaman video berisi apresiasi terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sontak pengakuan Rektor Unika ini membuat heboh publik dan pro kontra.

Dalam penjelasannya Rektor Unika Soegijapranata Ferdinandus Hindarto mengungkap bahwa permintaan itu dipesan oleh seseorang yang mengaku anggota Polrestabes Semarang. Polisi itu menghubunginya melalui WhatsApp sejak Jumat (2/2/2024).

Oknum yang mengaku polisi tersebut mengaku mendapat instruksi dari Polda Jawa Tengah untuk memintanya merekam video testimoni sesuai poin-poin yang dikirimkan.

Ferdinan mengaku diminta oleh pihak kepolisian untuk membuat video berisi pernyataan yang memuji kinerja Presiden Joko Widodo. Selain itu, ia mengaku juga diminta membicarakan figur yang layak menjadi pengganti Jokowi.

Ini terjadi setelah banyak guru besar dan sivitas akademika yang menyampaikan kritik terhadap Jokowi jelang Pemilu 2024. Hinggi kini, sudah ada sekitar 30 kampus yang menyuarakan kritik dan mengingatkan Jokowi agar kembali ke koridor demokrasi.

Namun permintaan polisi tersebut langsung ditolak Ferdinan. Bahkan diduga, sejumlah rektor di Kota Semarang sudah membuat video pesanan tersebut.

Ferdinan mengakui bahwa Presiden Jokowi memang pernah membuat video apresiasi dan ucapan selamat pada Dies Natalis ke-40 Kampus Unika Soegijapranata. Namun begitu, bukan berarti Ferdinandus harus membayar hal tersebut.

“Beliau mengirimkan video sangat lengkap, sangat bagus. Kami tentu memberi apresiasi. Nah, itu kebenaran kan. Tapi, ketika ada hal-hal sesuatu yang kurang pas dengan prinsip kebenaran maka kami harus menyuarakan,” kata Ferdinandus saat ditemui di Semarang, Selasa, 6 Februari 2024.

Kemudian, Ferdinandus mengatakan ia terus dibujuk agar bersedia membuat video tersebut. Bahkan, anggota polisi yang memintanya sampai memohon-mohon karena videonya akan dikirim ke Polda Jateng.

“Jawaban saya sama maka tadi pagi beliau mengatakan pak mbok kasihan dengan saya. Dan, saya katakan saya tahu panjenengan menjalankan tugas tetapi saya harus menghormati pilihan saya tolong hormati pilihan kami,” jelasnya.

Hindarto tidak merespons permintaan tersebut dan beralasan memiliki pandangan yang berbeda.

Pada Sabtu (3/2/2024), nomor itu menghubunginya lagi dengan melampirkan video-video testimoni lain yang dibuat para rektor kampus di Jawa Tengah.

“Dan, tawaran terakhir adalah tidak video. Tapi, pernyataan lalu diberi contoh juga dari salah satu rektor di Semarang. Ya saya katakan tidak karena kami memilih sikap itu,” ujar Ferdinandus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: