Heboh! Rektor Unika Soegijapranata Ngaku Tolak Pesanan Polisi Rekam Video Puji Jokowi

Ferdinan mengaku diminta oleh pihak kepolisian untuk membuat video berisi pernyataan yang memuji kinerja Presiden Joko Widodo. Selain itu, ia mengaku juga diminta membicarakan figur yang layak menjadi pengganti Jokowi.

Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto

“Ini bapak semuanya sudah ngirim untuk saya kirim ke Kapolda,” lanjut Hindarto menirukan pesan yang dia terima.

Ferdinandus tidak memastikan bahwa rektor lain juga diminta melakukan hal yang sama dengan dirinya. Tapi diketahui sudah beredar beberapa video rektor yang memuji Jokowi. Sementara terkait pemilu 2024, ia sebagai rektor memilih untuk bersikap netral.

“Kami sama sekali tidak partisan, kami tidak mendukung tidak mencela salah satu pasangan. Intinya kami meminta presiden dan segenapnya untuk bertindak sesuai porsi prinsip atau demokrasi dan konstitusi. Itu saja,” sebutnya.

“Jadi, perlu digaris bawahi bahwa kami non partisan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menghargai keputusan rektor-rektor lain yang membuat konten video pernyataan. Bagi dia, hal itu adalah hak masing-masing.

“Itu saya hormati itu karena sebuah pilihan. Namun, kita juga tentu harus saling menghormati karena kami juga sudah mengambil sebuah sikap,” kata Ferdinandus.

Pada Senin (5/2/2024), Hindarto menyatakan nomor tersebut kembali menghubunginya, tetapi melalui sambungan telepon. Walau begitu, dia tetap tidak merespons panggilan itu.

Ada Perbedaan Pandangan Polisi dan Rektor Unika Soegijapranata

Uniknya ada perbedaan pendapat antara rektor Universitas Katolik Soegijapranata dengan pihak kepolisian terkait permintaan pembuatan video ini.

Di sisi lain, Hindarto bersama 26 anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTKI) telah menyatakan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi Indonesia.

Mereka mendesak Jokowi dan jajaran pemerintahan untuk menjalankan tugas sesuai sumpah jabatan, memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta menegakkan hukum tanpa tebang pilih.

Mereka juga meminta pemimpin negara, pemerintah, aparatur sipil negara, TNI, dan Polri selalu bersikap netral dan menghormati hak kebebasan berekspresi warga.

Tanggapan Pihak Polda Jateng

Pengakuan menghebohkan Rektor Unika Soegijapranata akhirnya mendapat jawaban dan klarifikasi dari Polda Jateng.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Stefanus Satake Bayu mengungkapkan, tujuan meminta video testimoni dari rektor di Jawa Tengah sebagai upaya cooling system.

Pihaknya berharap agar para tokoh dan akademisi mengampanyekan pemilu damai dan menjaga situasi kondusif jelang hari pencoblosan.

“Jadi pada satu sisi bahwa tujuannya dalam rangka pemilu ini tadi disampaikan melaksanakan kegiatan cooling system kepada beberapa tokoh baik agama, masyarakat, orang-orang yang punya kompeten untuk bisa membantu menjaga situasi kamtibmas bisa berjalan aman lancar dan tertib,” ujar Satake, dilansir dari Kompas.com, Selasa (7/2/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: