Oleh: Rommy Edward Pryambada, SS, M.IKom, CCPS, CRP
Penulis Adalah Pemerhati Politik & Keamanan Borneo Ekadanta Mandiri
EDITOR.ID,- Elite politik mulai intens menggelar pertemuan jelang gelaran Pilpres 2024. Mulai dengan melakukan berbagai cara untuk memenangkan kandidat bakal calon persiden (Capres 2024) dan calon wakil presiden (Cawapres) mendatang.
Setelah Nasdem “mengguncang” panggung politik di tanah air dengan mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada pemilu 2024 yang akan datang, partai-partai lainnya serentak melakukan kalkulasi terhadap siapa sosok yang akan diusung pada pesta demokrasi yang berjarak kurang lebih dua tahun lagi.
Menarik kemudian melihat bagaimana strategi PDIP dalam menentukan siapa kandidat capres dan kemungkinan koalisi yang akan dibangun nantinya.
Berkaca pada elektabilitas beberapa sosok yang ada di partai banteng tersebut maka Ganjar Pranowo berada di posisi teratas berdasarkan beberapa survey yang dilakukan belakangan ini. Mba Puan yang mungkin secara popularitas cukup dikenal masyarakat luas namun dalam aspek elektabilitasnya masih jauh tertinggal dari Ganjar Pranowo.
Bila kita menengok ke 2014, diusungnya Jokowi sebagai calon presiden adalah hasil dari sikap legowo Megawati yang sadar bahwa tingkat popularitas dan elektabilitas pak Jokowi sangat tinggi dan berpotensi memenangkan PDIP pada pemilu saat itu.
Dengan kemungkinan akan ada tiga pasangan bakal calon presiden pada pemilu nanti, PDIP tentu akan cermat dalam melakukan hitung-hitungan politik.
De ja vu 2014 dimungkinkan jika hitung-hitungannya akan memberikan keuntungan terhadap kemenangan kandidat dan tak kalah pentingnya adalah jumlah kursi dewan yang jika dominan maka akan memberi keleluasan dalam bargaining politik.
Jika Ganjar “membangkang” dengan menerima pinangan maju sebagai kandidat diusung dari partai diluar PDIP. Maka skenario yang memungkinkan bagi PDIP adalah dengan bisa saja kembali legowo mendukung Ganjar seperti yang pernah dilakukan pada 2014 terhadap pak Jokowi.
atau menjajaki kemungkinan berkoalisi bersama Gerindra dengan menjadikan mba Puan sebagai bakal calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo.
Hal terakhir adalah solusi yang paling dimungkinkan dengan pertimbangan eksistensi trah Soekarno dikancah perpolitikan, apalagi dengan munculnya ide menjadikan pak Jokowi sebagai ketua umum PDIP dari beberapa orang yang mengklaim sebagai Ganjaris maka mendorong mba Puan menjadi “hanya” wakil presiden tentu menjadi win win solution sebagai solusi kerjasama jangka panjang pada 2029. (**)