EDITOR.ID, Jakarta,- Tak salah pilih lagi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membajak dan memasukkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke dalam pengelolaan BUMN Migas, Pertamina. Ahok adalah salah satu pebisnis cerdas dan jago dalam menjadikan Pertamina kian bertumbuh. Dia bisa memenuhi ekspektasi banyak orang dan memuaskan orang-orang yang ada di dalam bisnisnya.
Ahok dituntut Jokowi untuk mengawal Pertamina, mulai dari korupsi yang sudah membudaya di tubuh BUMN, dan juga sampai kepada membangun Kilang Minyak setelah 30 tahun lebih Pertamina tidak punya kilang minyak.
Dan sebagai komisaris utama, dia bisa mengendalikan direktur utama dan pelaksanaan BUMN di Pertamina. Erick Thohir tidak salah pilih orang. Hanya dalam waktu beberapa hari Ahok masuk sebagai komisaris utama, PT Pertamina akan mengakuisisi blok migas di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Ahok tidak memulai strateginya dengan membangun kilang minyak dari nol. Dia bisa memulai mengakuisisi blok migas yang sudah berproduksi terlebih dahulu. Keuntunganya berlipat. Salah satunya adalah akuisisi lebih membutuhkan modal yang kecil.
Mengapa? Karena dengan membangun kilang minyak seperti yang diminta Jokowi, akan membutuhkan uang yang banyak. Kondisi ekonomi yang lesu saat ini, tidak memungkinkan Ahok untuk berpikir membangun kilang minyak instantaneously.
Kemungkinan besar, memang sudah ada deal-dealan yang lama terjadi di dala akuisisi sebelum Ahok. Tapi di era Ahok, hal ini jadi trending. Memang faktor Ahok sebagai media darling masih melekat erat.
Dan di era Ahok, pemberitaan itu dimunculkan, untuk membangun kepercayaan publik kepada BUMN Pertamina. Artinya, setidaknya ada yang bisa kita banggakan dari bangsa Indonesia, melalui Ahok.
Maka, apakah Ahok bandel terhadap keinginan Jokowi? Tidak. Justru Ahok memberikan Jokowi harapan yang lebih dari ekspektasi. Mengakuisisi blok minyak yang sudah berproduksi, menjadi langkah awal percepatan dalam membangun kilang minyak mandiri. Ini adalah strategi dan batu loncatan yang dijalankan.
Nicke Widyawati, Dirut PT Pertamina Persero mengatakan bahwa pihaknya mengincar blok migas yang sudah beroperasi milik Mubadala dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Perusahaan akan fokus pada lapangan migas yang sudah berproduksi.
Ia mengaku sudah melakukan penjajakan terhadap keduanya. Ini adalah strategi baik yang dikerjakan.
“Kami fokus pada blok migas yang sudah berproduksi. Kami sudah jajaki di Abu Dhabi, kami coba masuk,” ucap Nicke, Kamis (12/12/2019).