Dua Ulama Muda Tebarkan Kebaikan Jokowi

EDITOR.ID, Bandung,- Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan KH Maman Imanulhaq Faqih, dua ulama besar yang hingga kini kerja keras dan istiqomah berjuang dan berdakwah membela Calon Presiden Joko Widodo dari fitnah, hoaks, ujaran kebencian hingga caci maki.

Pada setiap kesempatan pengajian di hadapan ratusan jemaah dan umatnya, Tuan Guru Bajang senantiasa meyakinkan umat terhadap kapabilitas kepemimpinan Jokowi.

Tak terkecuali pengasuh Pengasuh Ponpes Al-Mizan, KH Maman Imanulhaq Faqih. Ia juga berjuang mati-matian membela Jokowi dari kebencian dan fitnah ulama yang berada di kubu lawan.

Kedua ulama muda itu bertemu dalam acara di Rumah Kerja (Rumker) Jokowi-Ma’ruf Zona Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Acara ini merupakan agenda pertemuan tim relawan Jokowi-Ma’ruf Se-DKI, Jabar, dan Banten, acara ini dihadiri ratusan relawan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Kedua ulama kembali memotivasi para relawan dan warga Jawa Barat bagaimana cara mendakwahkan tentang kebaikan Jokowi.

Acara di Rumah Kerja Relawan dihadiri beberapa tokoh nasional dan artis, di antaranya Tuan Guru Bajang, Giring Nidji, Muhammad Farhan, Choky Sitohang, Ridwan Kamil, Maman Imanulhaq, dan lain sebagainya.

Menurut Maman Imanulhaq acara ini digelar oleh Rumah Kerja Relawan untuk menggugah para relawan agar semangat lagi menyuarakan kebaikan, tidak menyebar fitnah ke kubu lawan.

“Kita sebagai pendukung orang baik, harus tetap menyebarkan Rahmah atau kebaikan, saya sangat menolak fitnah ke kubu lawan terutama munculnya tabloid Indonesia Barokah itu” ujar Kiai Maman di Rumker Jabar, Bandung.

TGB juga mengarahkan para relawan untuk meyakinkan kepada umat untuk memilih calon terbaik dari orang-orang baik.

“Kita yakin, dan harus meyakinkan kepada orang lain bahwa kebaikan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin adalah kebaikan untuk umat bukan kebaikan untuk dirinya sendiri” imbuhnya.

Ulama yang juga bernama Zainul Majdi juga menambahkan bahwa kita harus mewaspadai dan mengantisipasi Hoaks yang beredar di Masyarakat, terutama warga Jabar banyak yang meyakini Hoaks Jokowi PKI.

“Hoaks PKI, Kriminalisasi Ulama, antek asing itu semua fitnah yang menimpa Pak Jokowi selama 4 tahun lebih pemerintahan Jokowi-JK, tugas kita harus membersihkan itu. Jangan hanya meyakini bahwa orang baik akan tetap menang, dunia politik itu berbeda” tutupnya.

TGB Muhammad Zainul Majdi adalah putra ketiga dari pasangan H.M. Djalaluddin, SH, seorang pensiunan birokrat Pemda NTB dan Hj. Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, putri dari TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor), pendiri organisasi Islam terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan (NW) dan pendiri Pesantren Darun-Nahdlatain. Kakaknya adalah Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat saat ini, Sitti Rohmi Djalilah.

Pada tahun 1997 Majdi menikah dengan Hj. Robiatul Adawiyah, SE, putri KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, pemimpin Ponpes As-Syafiiyah, Jakarta. Pernikahan cucu ulama besar di NTB, TGH. KH. Zainuddin Abdul Majid dan cucu ulama besar kharismatik Betawi itu telah dikaruniai 1 putra dan 3 putri, yaitu Muhammad Rifki Farabi, Zahwa Nadhira, Fatima Azzahra dan Zayda Salima.

Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi adalah tokoh intelektual muslim yang cukup brilian dan visioner dalam membawa peradaban Islam. Ulama muda ini pernah mengenyam pendalaman Al-Qur’an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).

Kemudian pada tahun 1992 Majdi berangkat ke Kairo guna menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc. pada tahun 1996.

Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat Jayyid Jiddan.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, Majdi melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama.

Pada bulan Oktober 2002, proposal disertasi Majdi diterima dengan judul Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shoffat di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Muhammad Dasuqi dan Prof. Dr. Ahmad Syahaq Ahmad.

Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude pada hari sabtu, 8 Januari 2011 dalam munaqosah (sidang) dengan Dosen Penguji Prof. Dr. Abdul Hay Hussein Al-Farmawi dan Prof. Dr . Al-Muhammady Abdurrahman Abdullah Ats-Tsuluts.

Sedangkan koleganya KH. Maman Imanulhaq Faqih adalah Pengasuh Ponpes Al-Mizan. Ulama kelahiran Sumedang 8 Desember 1972 ini mengembangkan pengajian Dzikir Sholawat, Program OutBond (Pesantren Alam) serta Pesantren Budaya dengan Komunitas Gamelan Sholawat “Qi Buyut” sebagai maskotnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: