Wow, Konon Kejagung Akan Bongkar Jiwasraya Jilid II, Ada Keterlibatan Bakrie?

Skenario permainan para aktornya bersifat sistemik, terstruktur dan masif. Barangkali tidak keliru apa yang dikatakan oleh BPK bahwa krisis keuangan Jiwasraya ini bersifat sistemik dan "gigantic". Aset BUMN secara nasional lebih dari 8.000 triliun rupiah menyimpan banyak "bom waktu".

Terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya Benny Tjokrosaputro menyimak keterangan saksi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin 20 Juli 2020. Puspa Perwitasari Antara Foto

“Bolongnya (kerugian negara) dari Bakrie itu mayoritasnya. Harusnya yang dikejar itu pihak Bakrie,” tutur Benny Tjokro alias Bentjok sosok “Raja” yang dikenal sebagai “pemain besar di lantai bursa saham” .

Selain Benny Tjokro, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk Heru Hidayat dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono juga menjalani sidang lanjutan yang sama. Yakni agenda mendengarkan keterangan saksi yaitu Komisaris Pool Advista Asset Management Ronald Sebayang, mantan Direktur Pool Advista Asset Management Fero Budi Meilano, Direktur Utama OSO Manajemen Investasi Rusdi Usman, Direktur Utama Sinarmas Asset Management Alex Setiawan dan mantan Fund Manager BAP Ventures Ivan Samuel Hutabarat.

Modus Investasi di “Saham gorengan”

Asuransi Jiwasraya sempat mendapat penghargaan dari majalah BUMNTrack, untuk kategori BUMN Branding and Marketing Award 2018. Beberapa lembaga yang pernah memberi mereka penghargaan adalah Markplus, Warta Ekonomi, Infobank, SWA dan majalah Investor.

Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Toto Pranoto, mengatakan kasus ini adalah bukti kalau lembaga penghargaan tidak kritis dan akhirnya tertipu dengan manipulasi data Jiwasraya.

Dengan gagahnya Jiwasraya meraih sembilan penghargaan sejak 2016. Kemudian berturut-turut pada 2017 dan 2018, masing-masing 29 dan 15. Penghargaan umumnya terkait marketing, kepemimpinan direksi, sampai “Kinerja Keuangan Sangat Bagus”. Padahal di dalam manajemen keuangan, perusahaan ini tengah dilanda sakit kronis karena dananya terus digerogoti oleh para pemain melalui investasi beresiko tinggi di pasar modal.

“Boom award yang diberikan majalah-majalah itu sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Ini sudah menjadi seperti suatu industri sendiri. Kadang seperti terkesan kejar tayang juga. Karena sebab itu mungkin para dewan juri menjadi sedikit tidak awas,” ucap Toto.

Gali Lubang Tutup Lubang di Asuransi Jiwasraya

Hiruk-pikuk “bail-out” Asuransi Jiwasaya, disebut karena polis JS Saving Plan. Dalam sidang pengadilan akhirnya terungkap, kasus gagal bayar Jiwasraya.

Menurut Saksi ahli sekaligus Pakar Asuransi Irvan Rahardjo, jebloknya kinerja Jiwasraya hingga akhir 2019 lalu hingga memiliki utang Rp 52 triliun karena adanya produk JS Saving Plan.

Menurutnya dengan janji imbal hasil pasti di angka 9 persen hingga 13 persen, penerbitan JS Saving Plan oleh manajemen lama Jiwasraya menambah beban kinerja keuangan.

“Memang berizin dan boleh dalam aturan, tapi dalam prinsip asuransi itu tidak patut dilakukan. Asuransi itu bukan manajer investasi, tapi manajer risiko,” ujar Irvan menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: