Politik Transaksi Wani Piro Dorong Indonesia Hari Ini Jadi Kapitalis Liberal

Menurut dia, saat ini Indonesia terlalu bersahabat dengan pragmatisme transaksional. Kemudian, knowledge skills melalui proses achievement yang tepat, apa salahnya, tetapi apa yang terjadi kemiskinan, kebodohan masih tetap.

“Kita bertikai satu sama lain. Kita dekat dengan materialistik, kita bersahabat dengan pragmatisme transaksional, kita pakai jubah nilai-nilai religi, tapi kita sebenarnya penuh hipokrisi (munafik),” tuturnya.

Di hadapan civitas akademi UI, Surya juga mempertanyakan apakah masyarakat Indonesia mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini karena sistem yang tumbuh dan berkembang adalah non-Pancasila.

“Ada ideologi baru yang ditawarkan, entah apa bentuknya, saya minta penelitian dari UI,” ujarnya.

Lebih jauh, Paloh lalu melanjutkan berbicara mengenai sistem politik yang hari ini kian transaksional, dalam berkompetisi yang menjadi ukuran dia menyebut istilah wani piro (berapa duit).

Surya Paloh berpidato kurang lebih sekitar satu jam. Paloh mengangkat isu mulai dari sistem politik, bhineka tinggal ika, hingga tantangan teknologi ke depan bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu turut hadir elit-elit NasDem, diantaranya, Sekjen NasDem Johnny G Plate, Ketua DPP NasDem Syahrul Yasin Limpo, Rachmat Gobel, Ketum Garda Pemuda NasDem Prananda Surya Paloh, Ketua DPP NasDem Martin Manurung, dan fungsionaris NasDem lainnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: