Peran Bung Karno di Strategi Olah Raga, Kilas Balik Haornas 2019

Beliau lantang mengatakan bahwa PON merupakan ajang persatuan Indonesia, pembentuk karakter bangsa, membawa semangat nasionalisme dan solidaritas, dan meninggikan derajat rakyat Indonesia.

Harga diri dan martabat bangsa yang baru merdeka dipertaruhkan Bung Karno untuk sukses PON pertama itu. Gelaran itu menjadi catatan penting yang melegenda bagi dunia olahraga kita.

Keberanian Indonesia menggelar pesta olahraga bukannya tanpa rintangan. Karena dihantui oleh tekanan agresi militer Belanda yang ingin bercokol kembali di Indonesia.

Walaupun begitu, event bersejarah PON itu toh tetap terlaksana dan mencatatkan tinta emas bahwa dunia olahraga ikut andil dan berkontribusi menghiasi jalannya revolusi Indonesia.

Olahraga bisa dijadikan strategi politik sesuai dengan kebutuhan, bisa menjadi prestise dan prestasi.

Bagi Bung Karno keduanya seiring sejalan karena keduanya bermakna strategis bagi pembentukan dan penguatan karakter bangsa. Jadi wajar apabila presiden pertama kita itu kemudian meletakan olahraga sebagai cermin dari kegairahan untuk bangsa ini.

Kegairahan mewujudkan prestise dan prestasi yang menggebu gebu dari seorang proklamator bangsa dimata internasional.

Jika meminjam istilah Yunani, Soekarno berhasil menggabungkan semua elemen yang melekat dari olahraga, forties kekuatan, fortitude keperkasaan dan sportifitas. Semua ini dimanifestasikan oleh Bung Karno, yang dikemudian hari berani mengambil sikap tegas keluar dari IOC (Komite Olahraga Internasional) karena dianggap ambiguitas memisahkan antara politik dan olahraga yang dinilai abu abu.

Sebagai gantinya Indonesia menggelar pesta olahraga tandingan yang spektakuler Ganefo (The Games of New Emerging Force) pada November 1963 yang melibatkan negara negara Asia Afrika dan Amerika Latin.

Dari catatan sejarah itu, muncul pertanyaan, kenapa kita tidak pernah belajar betapa strategisnya dunia olahraga Indonesia bagi eksistensi bangsa ini.

Bung Karno telah menorehkan nilai dan semangat itu. Sudah saatnya kita ciptakan visi olahraga dengan ragam dimensinya. Tentu yang bermakna character building bagi seluruh anak bangsa, agar olahraga bisa membumi dalam cakupan olahraga tradisional ataupun olahraga bernuansa internasional.

Itulah nilai nilai prestise dan prestasi. Akhirnya sudah saatnya kita bercermin dari gairah olahraga era lalu agar bisa tumbuh kembang sesuai era milenial saat ini. Kita lihat saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: