Konsep Eri Cahyadi Membangun Kota Surabaya Bersama RT, RW dan Tokoh Masyarakat

Pun demikian di sektor pendidikan. Karena berdasar regulasi yang ada, level pendidikan tingkat menengah atas (SMA/SMK) otoritasnya di Pemerintah Provinsi (Pemprov), maka Pemkot Surabaya tak bisa merencanakan program Bopda dalam konteks ini. Pada 2021, pemkot merencanakan memberikan hibah kepada siswa SMA/SMK di kota ini. Untuk kalangan siswa SMA/SMK dari keluarga MBR, pemkot memberikan beasiswa. “Itu intervensi policy yang bisa kami lakukan,” ungkap Eri.

Saat silaturahmi untuk sharing dengan pengurus PWI Jatim, ada banyak hal yang disampaikan dan didiskusikan secara equal antara Eri dengan para pengurus PWI Jatim. Dalam kesempatan tersebut, Eri juga mengungkapkan histori politik keterlibatan dia sebagai calon wali kota dalam kontestasi politik Pilkada Kota Surabaya 2020. “Usia pensiun saya masih panjang, kurang 17 tahun. Usia saya sekarang 43 tahun,” jelasnya.

Tentu Wali Kota Tri Rismaharini yang mendorong dan mempersuasi dia secara terus-menerus untuk tampil sebagai calon orang pertama di kota berpenduduk 3 juta jiwa. Eri tak langsung menerima masukan dan dorongan politik tersebut. Ada banyak orang yang dimintai pertimbangan dan input. Di antara banyak orang tersebut, adalah istri dan ibunya dua sosok terpenting yang dimintai pertimbangan, baik secara lahiriah maupun batin.

“Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) menawarkan untuk menjadi calon wali kota supaya bisa meneruskan program membangun Kota Surabaya yang belum selesai. Jujur saja waktu itu saya menolak, karena masih 18 tahun bisa menikmati sebagai ASN,” ujarnya.

Dorongan dan dukungan dari Rismaharini terus dilakukan dan tak pernah surut. Karena itu, Eri meminta pertimbangan kepada istri dan ibunya. Ternyata jawaban istri dan ibunya sangat mengejutkan. Keduanya ikhlas Eri lepas dari ASN kendati telah menapaki karir nyaris puncak di birokrasi Pemkot Surabaya.

“Ibu saya mengatakan, kalau hanya mau kehidupan dunia saja, ya lanjutkan jadi pegawai negeri, kan semua sudah pasti karena sudah jelas mendapat gaji tetap dan jabatan enak. Tapi kalau mau dunia dan akhirat, ya mengabdi kepada rakyat dengan niat untuk mengabdi secara ikhlas kepada rakyat, menyejahterakan rakyat dan melakukan program untuk kemaslahatan rakyat. Restu dan dorongan Umi (Ibu) itulah yang menguatkan tekad menjadi calon wali kota. Walaupun menjadi pegawai negeri sipil itu cita-cita saya sejak kecil untuk meneruskan karir seperti ayah saya,” tegas Eri Cahyadi. (Sumber BeritaJatim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: