Gus Yahya: Bangun IKN Kebijakan Out of the Box dari Sosok Jokowi

katib aam pengurus besar nahdlatul ulama (pbnu) yahya cholil staquf memberikan keterangan pers usai sidang pleno laporan pertanggungjawaban pbnu pada muktamar nu ke 34 di uin raden intan, lampung, kamis (23/12/2021).

EDITOR.ID, Balikpapan,- Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan gagasan yang keluar dari kotak (out of the box) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya.

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya dalam sambutannya di acara Pengukuhan PBNU masa khidmat 2022-2027 dan Peringatan Hari Lahir ke-96 NU di The Dome Balikpapan Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Gus Yahya menerangkan, kegiatan upacara pengukuhan memang sengaja diselenggarakan di Kalimantan Timur, yang merupakan lokasi rencana pembangunan IKN. Ia menilai, semakin lama PBNU menyadari Kalimantan Timur merupakan wilayah yang sangat istimewa.

?Karena belakangan ini, dan semakin lama, kami semakin menyadari bahwa Kalimantan Timur ini istimewa,? kata Gus Yahya.

Secara tulus, ia memuji inisiatif dan gagasan untuk membangun IKN yang baru di Kalimantan Timur sebagai gagasan yang keluar dari kotak atau out of the box. Semakin lama dan semakin terang, pembangunan IKN akan menjadi inisiatif yang efektif untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara ini.

?Tampaknya, Kalimantan Timur ini, selain menjadi sasaran dari gagasan out of the box, gagasan keluar dari kotak, dari khususnya bapak presiden dan para pemimpin negara, Kalimantan Timur ini juga mengundang semakin banyak gagasan-gagasan out of the box lainnya,? ungkap Gus Yahya.

Gagasan keluar dari kotak lain yang dimaksud Gus Yahya, di antaranya, bagaimana PBNU harus menangani animo sangat besar dari para pengurus wilayah dan cabang NU untuk ikut hadir di dalam acara pengukuhan tersebut.

?Bahkan saking gembira dan bahagianya, setiap pengurus wilayah dan cabang itu, mengajak terlalu banyak rombongan untuk datang kesini. Saya tidak tahu, entah 1.000 sampai 2.000 yang akan mengikuti upacara ini. Tapi karena batasan prosedur kesehatan, maka hanya 300 orang yang diizinkan untuk bergabung di dalam ruangan ini. Selebihnya kita sediakan ruangan di hotel untuk mengikuti acara hybrid,? jelas Gus Yahya.

Namun upaya itu tidak cukup berhasil. Karena banyak dari jamaah PBNU memilih meninggalkan hotel untuk sekedar berdiri di halaman gedung acara agar dapat melihat pengukuhan secara langsung atau menyambut para tamu agung yang hadir hari ini.

?Juga anggota paduan suara, yang berjumlah 40 orang, lagi-lagi karena harus dibatasi, maka hanya 20 orang yang diizinkan masuk, sementara 20 orang lagi menerima menyanyi dari samping ruangan. Ini adalah juga salah satu pemikiran di luar kotak,? ungkap Gus Yahya.

Tidak hanya itu, adanya kekhawatiran turun hujan saat acara, namun tidak mau direpotkan dengan penyediaan payung untuk para tamu dalam jumlah banyak, maka PBNU melakukan istighosah, salah satunya berdoa tidak turun hujan.

?Jadi di sini peribahasa sedia payung sebelum hujan, telah berubah menjadi sedia pawang sebelum hujan,? guyon Gus Yahya yang disambut gelak tawa tamu undangan. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: