Putra bungsu Jokowi itu meminta Relawan dan pendukung Jokowi menjadikan PSI sebagai rumah perjuangan bersama.
“Dengan kerendahan hati, saya minta bantuan, kerja sama, dan dukungan para relawan dan pendukung Pak Jokowi yang belum berafiliasi kepada partai tertentu, agar menjadikan PSI sebagai rumah perjuangan bersama, rumah yang ramah bagi para nasionalis muda, demi Indonesia lebih maju,” kata Kaesang dalam pidato di Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI, Senin (25/9/2023).
Simbol Baju Kotak-Kotak, Pendukung PSI Adalah Jokower
Kaesang mengatakan salah satu kelompok yang akan memilih PSI adalah pendukung sejati Presiden Jokowi alias Jokower. Mereka percaya pembangunan lima tahun terakhir harus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
Lebih lanjut Kaesang diatas panggung memperlihatkan baju kotak-kotak yang dia kenakan pada malam penobatan sebagai Ketum PSI. Kaesang mengingatkan kembali bahwa baju kotak-kotak itu pernah jadi ikon relawan Pak Jokowi.
Baju kotak-kotak ini mengandung simbol bahwa politik itu penuh riang gembira, penuh warna keberagaman yang akan jadi jati diri PSI.
“Simbol lahirnya gerakan relawan dalam peta politik Indonesia. Simbol persatuan antarkelas sosial. Sederhana tapi menyatukan, penuh warna tanda riang gembira. Harapan saya, untuk relawan yang hadir bisa merasakan kegembiraan yang saya rasakan di PSI bersama-sama,” lanjut alumni Singapore University of Social Sciences itu.
Projo Dukung Kaesang Pangarep Pimpin PSI
Langkah Kaesang Pangarep terjun ke dunia politik dengan memimpin PSI mendapat dukungan dari Ketua Umum Relawan Pro Jokowi atau Projo. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menilai Kaesang sebagai figur muda pemberani.
Kaesang tidak menjadi anggota biasa PSI. Tapi dia langsung menjadi Ketua Umum PSI yang identik dengan anak-anak muda itu. “Positif, mantap anak muda harus berani. Mas Kaesang (jadi Ketua Umum PSI) itu berani, berani bersikap dong,” ujar Budi Arie kepada wartawan di Solo, Selasa (26/9/2023).
Lebih jauh Budi Arie mengatakan Projo selalu mendukung langkah anak muda untuk tampil di panggung politik nasional.
Energi anak muda yang selalu bersikap optimistis dinilai sangat penting untuk membangun bangsa dan negeri ini. Terlebih Indonesia segera menikmati bonus demografi dengan dominasi generasi muda, dibandingkan generasi tua.
“Pokoknya dukung anak muda, 2045 harus anak muda, energi optimisme anak muda penting, supaya anak muda tidak jadi apatis dari dunia politik,” ucap pria yang kini menjabat Menkominfo itu.
Masuknya figur-figur berpengaruh di kalangan anak muda, menurut Budi Arie, juga penting sebagai stimulus kepada generasi milenial dan generasi Z. Mereka mesti dikenalkan dengan politik agar mau ikut terjun dan berpartisipasi aktif di dalamnya.