Covid-19 di Indramayu Tak Terkendali, Kasus Kematian Tambah 2 Orang

EDITOR. ID, Indramayu – Sebaran virus corona di Kabupaten Indramayu kian tak terkendali. Lonjakan pasien setiap hari terus bertambah. Muncul klaster- klaster baru dibarengi dengan bertambahnya jumlah pasien meninggal.

Dalam sepekan terakhir, ditemukan klaster baru yakni klaster pondok pesantren, perkantoran pemerintah, ibu rumah tangga dan mahasiswa. Klaster pondok pesantren menjadi paling menonjol karena jumlah yang terpapar virus corona sudah 28 orang, terdiri dari santri dan pengasuh pesantren.

Untuk klaster perkantoran pemerintah, terjadi di Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). “Disdik dan BKPSDM diliburkan (tutup sementara). Kami harus pastikan lebih dulu seluruh bagian gedung aman, disemprot desinfektan,” ujar juru bicara Satgas covid-19, Deden Bonni Koswara, Kamis (26/11).

Dalam perkembangan yang sama, aparat gabungan Satgas Covid-19 setempat menjaga ketat kompleks pesantren di Kecamatan Bongas menyusul terjadinya klaster baru. Di pesantren tersebut dijumpai sedikitnya 28 orang terpapar virus corona. Mereka terdiri dari santri dan pengasuh pondok pesantren. “Akses interaksi dengan warga luar kami batasi. Petugas mengawasi ketat agar virus tidak menyebar,” tukas Deden.

Klaster pesantren terjadi setelah para santri dan pengasuh pondok pesantren membawa paksa jenazah pimpinan mereka. Mereka memaksa petugas pemulasaran jenazah pimpin pondok pesantren itu disemayamkan lebih dulu degan maksud disalati. Diduga mereka terpapar usai prosesi tersebut.

Untuk kasus kematian, hingga Kamis (26/11) jumlahnya bertambah hingga mencapai 40 orang. Ada tambahan 2 orang, keduanya wanita usia 51 dan 60 tahun asal Kecamatan Gantar dan Jatibarang.

Hingga Kamis (26/11) ini, pasien terkonfirmasi positif corona di Kabupaten Indramayu jumlahnya sebanyak 663 orang dengan perincian 265 orang telah sembuh, 358 orang masih dalam perawatan, dan 40 orang meninggal dunia

Reporter : Hendra Sumiarsa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: