Cabup Faida Tolak Jabat Tangan dan Tos dari Cabup Hendy di Akhir Acara Debat Pilkada Jember

Audit BPK disebut Faida hanya sebagai instrumen administratif. “Ada ilmu untuk memahami, ada SOP nya. Penanggung jawab Bupati dan Wakil Bupati, yang penting uang tidak dibawa lari,” sergahnya.

Bagi Gus Firjaun, jawaban Faida klaim memakai SOP bertolak belakang dengan kenyataan sisa lebih penggunaan anggaran dari APBD selalu tinggi tiap tahun.

“Silpa naik, bukankah indikasi tata kelola tidak sesuai SOP, janggal dengan yang disampaikan,” timpalnya sebagaimana dilansir Nusadaily.

Kritik yang tidak kalah tajam meluncur dari Ifan buat menanggapi lontaran Faida yang bilang bakal membuat sejumlah program baru untuk sektor pertanian kedepan. “Kok masih akan disiapkan, seharusnya bicara sudah dilakukan. Pertanian bukan hanya komoditas politik,” sahutnya.

Jelang akhir debat, Salam dan Hendy beradu argumen masalah pengelolaan sumberdaya alam. Tambang pasir besi wilayah pesisir laut selatan menurut Salam harus dipertahankan tanpa eksploitasi. Sedangkan, Hendy menjelaskan azas normatif berpatokan pada regulasi untuk melindungi potensi kekayaan alam.

Tiba saat kesempatan penutup digunakan para kandidat untuk menyempurnakan sejumlah jawaban yang tidak sempat tersampaikan karena ketatnya moderator debat menerapkan limitasi waktu bicara. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: