Beginilah Nasib Pembelajaran Secara Tatap Muka di Masa Pandemi Tahun 2021

Lebih lanjut Nadiem menyebut persetujuan Kepala Dinas Pendidikan di daerah faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pemberian izin pembelajaran tatap muka.

Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan adalah, tingkat risiko penyebaran, kesiapan satuan pendidikannya, lalu keterpenuhan sejumlah syarat yang mendukung pembelajaran tatap muka tetap aman dari potensi penularan Covid-19.

2. Sekolah Harus Patuhi 6 Syarat

Sekolah yang diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka, kata Nadiem harus memenuhi 6 syarat.

Keenam syarat tersebut merupakan kewajiban sekolah untuk memenuhi dukungan sarana kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Pertama, sekolah harus memastikan sanitasi dan kebersihan toilet, tersedianya sarana cuci tangan dan desinfektan.

Kedua, sekolah harus memiliki akses kepada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ketiga, sekolah harus siap untuk menerapkan wajib masker.

Keempat, sekolah harus memiliki thermogun. Thermogun adalah salah satu jenis termometer dengan inframerah yang berfungsi untuk mengukur suhu tubuh tubuh, dengan cara mengarahkannya ke dahi.

Kelima, sekolah harus melakukan pemetaan warga satuan pendidikan, harus mengetahui siapa yang memiliki komorbiditas dari guru-gurunya dan muridnya.

“Sekolah juga harus memastikan bagaimana caranya agar murid dan guru memiliki akses transportasi yang aman dan tentunya riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat risiko yang tinggi,” jelas Nadiem.

Keenam, adanya persetujuan komite sekolah dan perwakilan orang tua wali. Tanpa persetujuan perwakilan orang tua, Sekolah tidak diperkenankan untuk dibuka. Jadi 6 syarat tersebut adalah daftar periksa untuk memberikan kepastian bahwa sekolah itu boleh dibuka.

Nadiem juga menegaskan, pembukaan kembali sekolah harus tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

3. Isi Kelas Belajar Harus Berjumlah 50% Siswa

Dalam pembukaan kembali sekolah tatap muka, Nadiem menekankan adanya keharusan sekolah dalam membatasi jumlah siswa di dalam kelas.

“Standar, bahwa yang terpenting adalah kapasitas pembelajaran maksimal itu sekitar 50% dari rata-rata. Jadinya mau tidak mau semua sekolah harus melakukan rotasi atau shifting. Tidak boleh kapasitas (pembelajaran) full. Harus dengan rotasi,” ujarnya.

Rotasi atau shifting yang dimaksud Nadiem adalah melakukan pembelajaran tatap muka secara bergiliran. Sehingga, di satu saat hanya ada setengah dari kapasitas kelas yang melakukan pembelajaran tatap muka. Nadiem meminta seluruh kepala daerah dan kepala dinas pendidikan di daerah mencermati hal ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: