Banjir Dahsyat Sepanjang Sejarah di Libya, Lebih 12 Ribu Tewas Satu Kota Hancur

Bendungan Jebol Banjir Bandang Menyapu Satu Kota Rata dengan Tanah, Warga Panik Tangis Histeris Keluarga Tewas

Korban Banjir Menangis Foto Tangkapan Layar Akun Youtube Toa Media
Banjir Bandang Menyapu Seluruh Kota Lebih dari 20 Ribu Orang Tewas Foto SBS

Kronologi Banjir Bandang

Setelah dua bendungan jebKronologit badai Daniel  meluncur sangat deras sepanjang sungai — melanda jalan-jalan di Derna Libya –‘mirip tsunami’ menerjang setiap bangunan yang dilaluinya Kota  di Libya.

Badai Daniel telah bergerak melintasi Mediterania untuk menyapu kota Derna di bagian timur, menyebabkan kerusakan besar terlihat saat ini dari video maupun foto yang beredar di sosial media.

Badai Daniel membawa jenazah dan bangunan, Ruba Hatem Yassine, saudara perempuannya yang sedang hamil, dan beberapa kerabat lanjut usia menaiki tangga tetangga menuju atap untuk menghindari cengkeraman air.

Derasnya air membuat genangan di sekitar sungai — bagi mereka yang berumah tingkat berlari ke lantai atas bagi yang tidak berusaha naik ke atap rumah — rumah yang ada di sepanjang sungai.

Menurut penuturan saksi, tinggi air mencapai  tiga meter — mengalir deras setinggi 20cm  bergerak cepat itu cukup untuk menjatuhkan seseorang dan air banjir setinggi 60cm cukup untuk membuat mobil terapung.

Karena itu tak mengherankan seluruh bangunan yang terkena sapuan badai Daniel pada rebah akibat terjangan banjir.

Usai banjiri bandang mereda belasan ribu orang dinyatakan  hilang, kata pihak berwenang Libya pada hari Rabu, setelah bencana banjir yang melanda wilayah timur laut negara itu.

Korban tewas, yang telah melampaui 11.300, bisa mencapai 20an ribu berdasarkan jumlah distrik yang tersapu bersih, kata Wali Kota Derna, Abdulmenam Al-Ghaithi, kepada televisi Al Arabiya.

Libya terpolarisasi oleh perang saudara selama bertahun-tahun dan perpecahan politik teritorial  yang intens.

Libya tidak siap menghadapi Badai Daniel, yang melanda Laut Mediterania, menghantam
garis pantainya dan dengan cepat  menghancurkan infrastruktur  yang tidak dirawat dengan baik.

Libya diakui secara internasional  di bagian barat yang berpusat di ibu  kota Tripoli, dan wilayah yang dikelola  secara terpisah di bagian timur, termasuk Derna — otoritas Tentara Nasional Libya.

Pemerintahan Libya mengakui  semakin mempersulit upaya  penyelamatan dan bantuan, Bantuan yang sangat dibutuhkan
mulai mengalir pada hari Rabu.

Akibat  jembatan rusak akses ke kota terputus terkena dampaknya, Derna, di pantai Mediterania, menjadi hambatan besar untuk
mendatangkan bantuan internasional.

Selain korban tewas dan hilang, ada lebih dari 34.000 orang telah  mengungsi, kata kelompok bantuan saat mengevakuasi para  korban.

Kamal Abubaker orang yang diberi tugas menjalankan lembaga pemerintah untuk melacak dan mengidentifikasi orang hilang, mengatakan kepada The Times.

“Memerlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, karena kerusakan yang ditimbulkan sangat besar. Air badai Daniel  telah menyeret  mayat-mayat sejauh puluhan kilometer.”

Islam Azouz, dari Derna, mengatakan dia kehilangan puluhan kerabatnya yang berada di luar kota ketika banjir melanda dan ketika dia kembali dia berkata dia tidak bisa lagi mengenali kota tempat dia dibesarkan, yang telah ditelan air atau lumpur.

Mereka yang selamat, kata dia, menunggu kabar mengenai mereka yang masih hilang, banyak mayat terdampar di pantai kata Faris al-Tayeh memimpin jaringan relawan pekerja bantuan.

Faris al-Tayeh mengatakan dirinya dan relawan lainnya berhasil mencapai Derna pada Senin sore meskipun jalan-jalan berbahaya dan rusak dipenuhi banyak orang panik ketakutan mereka melarikan diri.

“Kami tidak pernah bisa membayangkan apa yang kami lihat: mayat-mayat di lautan, seluruh keluarga musnah, ayah, anak laki-laki, dan saudara laki-laki bertumpukan satu sama lain,” katanya.

“Seluruh bangunan terseret ke dalam air dan penghuninya masih berada di dalam.” Seluruh kota telah terbelah dua akibat banjir, tambahnya.

“Untuk berpindah dari satu sisi ke sisi lain, Anda perlu menempuh jarak lebih dari seratus kilometer,” kata al-Tayeh, yang kini mengorganisir konvoi bantuan ke Derna..

Bobolnya dua bendungan mengakibatkan kekhawatiran atas bobroknya infrastruktur Libya.

Selasa, Wali Kota Timur laut Tocra mengatakan kepada al-Masar, sebuah saluran televisi Libya, bahwa bendungan ketiga di Libya timur, bendungan Jaza, terisi air dan berada di ambang kehancuran.

Bendungan yang terletak di antara Derna dan kota utama di timur, Benghazi, memerlukan pemeliharaan untuk mencegah bencana lain, ia memperingatkan.

Beberapa jam kemudian, seorang pejabat militer di Tentara Nasional Libya, otoritas utama di Libya timur, menyampaikan kekhawatiran tentang keamanan bendungan lain, Qattara, di sebelah Benghazi.

Pernyataan pemerintah berupaya meyakinkan warga bahwa kedua bendungan berfungsi dan terkendali.  Meski demikian, pemerintah mengatakan pihaknya memasang pompa air untuk mengurangi tekanan pada bendungan Jaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: