Awas, Paham Radikal Diduga Sudah Menyusup ke Instansi Pemerintah dan BUMN

Stanislaus menjelaskan bahwa paham radikal ini semakin marak ketika mudahnya internet di akses oleh semua kalangan.

Sementara itu Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto mengatakan, informasi terkait jaringan teroris di Indonesia dapat didapati dari pemeriksaan terhadap terduga teroris yang sudah diamankan.

Ia tidak menampik bahwa terdapat ajakan-ajakan dari kelompok teroris untuk melakukan amaliah yang beredar di dunia maya. Dimana menurutnya, hal tersebut membuat teroris untuk berkoordinasi dan komunikasi guna mempersiapkan diri melakukan amaliah.

“Maka sebabnya, kami melakukan upaya-upaya dalam mempersempit ruang gerak mereka (teroris) dan melalukan upaya yang bersifat penggalangan agar mereka mengurungkan niat untuk melakukan hal tersebut,” kata Wawan sebagaimana dilansir dari wawancaranya dengan Elshinta Kamis (17/10/2019)

Dijelaskan Wawan, bahwa kelompok teroris ini ingin memutar balikkan fakta yang ada, dengan menganggap Indonesia sebagai medan perang, sehingga membuat sebagian masyarakat Indonesia berpikiran hal serupa. “Padahal Indonesia ini bukan medan perang, tapi medan perdamaian,” tegas Wawan.

Wawan juga mengatakan bahwa peran kelompok teroris internasional, ISIS juga memiliki peran dalam aksi teror di dunia ini khususnya Indonesia. “ISIS juga sebelumnya memerintahkan (jaringannya), diusahakan untuk menyerang di negara masing-masing,” katanya.

Untuk mendeteksi dan mencegah sejak dini jaringan teror di Indonesia, pihaknya terus melakukan patroli siber, serta mengajak masyarakat untuk melaporkan jika ada kegiatan-kegiatan atau potensi teror di lingkungannya.

Polri menyebut ada fenomena baru dalam penyebaran paham radikal di Tanah Air yang berkiblat pada kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Fenomena tersebut adalah baiat online.

“Kelompok ini kita pastikan berafiliasi ke ISIS, sampai mereka berdiskusi untuk merakit bom di grup platform (media sosial), sampai dengan beberapa tersangka sudah dan belum kita tangkap, sudah berbaiat di situ, ini fenomena baru, baiat online,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal, di Jakarta, Rabu (16/10).

Iqbal menuturkan, pasca-tertangkapnya Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, penusuk Menko Polhukam Wiranto, sudah sebanyak 36 terduga teroris yang diamankan. Mereka diketahui berinteraksi lewat WhatsApp Group dan platform media sosial lainnya.

“Fenomena kelompok ini baru dalam aksi terorisme di negara kita. Mereka lakukan interaksi lewat media sosial, platform WhatsApp Group dan sebagainya sampai dengan mereka diskusi ideologi mereka, belajar rakit bom lewat online,” ungkap Iqbal, seperti diinformasikan melalui laman resmi NTMC Polri. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: