EDITOR.ID, Jakarta,- Gerakan moral dan murni mahasiswa menuntut dibatalkannya RUU KUHP dan Revisi RUU KPK yang bermasalah diam-diam ternyata ditunggangi penumpang gelap. Para penumpang gelap ini terdeteksi membawa bendera Kilafah dan menyebut-nyebut nama Jokowi.
Selain terdeteksi di lapangan, di dunia maya mereka menyebarkan tagar #TurunkanJokowi muncul di Twitter seiring momentum tagar pendukung demonstrasi mahasiswa mengemuka, misalnya #GejayanMemanggil atau #HidupMahasiswa.
Dari gerakan mereka tercium bahwa diduga ada elit politik yang menunggangi aksi demo mahasiswa 24 September. Hanya saja agenda mereka gagal total karena kehadiran mereka ditengah-tengah aksi dicuekin oleh mahasiswa.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, wartawan EDITOR melihat kelompok mahasiswa yang memang murni gerakan menyampaikan aspirasi terlihat berada di satu barisan dibawah komando Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Seperti terpantau, ratusan mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran (UPN) Jakarta. Barisan mahasiswa ini terlihat tertib dan santun. Mereka bergerak siang dan sorenya sudah balik membubarkan diri.
Saat di depan Hotel Mulia di kawasan Senayan jam 16.00 WIB, rombongan mahasiswa UPN yang berjalan beriringan untuk kembali ke kampusnya sempat berpapasan dengan massa tak dikenal membawa bendera Tauhid.
Mahasiswa demonstran membantah aksinya bertujuan menurunkan Jokowi. Pasalnya, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa bukan ingin menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), melainkan fokus menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) yang kontroversial, serta menolak UU KPK yang kadung disahkan itu.
Ketua Departemen Internal Aliansi Mahasiswa Jawa Barat, Wisnu Bayu Aji menegaskan mahasiswa yang datang dalam aksi ini tidak memiliki kepentingan politik, misalnya menggagagalkan pelantikan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.
“Kami dari Aliansi Mahasiswa Jawa Barat datang mengawal aksi bahwa aksi yang kami galangi ini aksi murni. Ini aksi yang memang riil (tak ada kepentingan politik),” ujar Bayu saat ditemui di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Selasa.
Bayu mengatakan memilih sendiri mahasiswa yang ikut ke dalam aksi hari ini.
Ia memastikan, tak ada penyusup yang hadir dalam aksi ini.
“Setidaknya kita mengoordinir, kita sudah lima hari memastikan siapa saja yang berangkat. Dari beberapa kampus banyak yang mau ikut tapi kami filter lagi untuk datang ke sini,” katanya.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Manik Marganamahendra.