UGM Luncurkan Buku Karya Diplomat Ulung M Wahid Supriyadi

Atau ketika berlibur di Port Macquarie, wilayah New South Wales, dirinya bertemu dengan seorang “bule” Australia memakai batik Korpri dengan model mini.

“Ada juga seorang wanita karir di Dubai yang walaupun sudah naik kelas bisnis, masih dianggap sebagai pembantu oleh orang Emirat yang duduk di sebelahnya. Di Rusia, satu keluarga rela mengantre untuk masuk sebuah museum,” kisah Wahid.

“Pernah juga seorang TKW Indonesia, ketahuan melahirkan bayi padahal hanya 3 kali ke luar rumah. Setelah ditanya majikan, dia bilang sama orang Mesir. Tadinya dia curiga sama suami. Nah ketika lahir anak perempuan mancung, ternyata si TKW bangga, dan ketika nelpon suaminya di Indramayu, si suami ikut seneng punya anak mancung. Lha cilaka, siapa yang mau kita bela, wong dia ingin punya anak mancung,” beber Wahid vai aplikasi pesan singkat kepada Indonews.id, Sabtu (31/10/20).

Ia berharap, buku yang ditulisnya ini memberikan inspirasi kepada anak-anak muda di kampung, sebagaimana dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan di kampung bahwasannya banyak jalan menuju Roma, bukan sekadar pepatah.

“Saya dari jurusan yang tidak mainstream ternyata bisa berkarir di dunia diplomasi, sekali menjabat sebagai Konsul Jenderal dan dua kali menjadi Duta Besar. Tidak ada yang tidak bisa, asal kita jujur, berusaha keras, berdedikasi, dan loyal kepada atasan dan negara,” harap Wahid.

Mantan Staf Khusus Menteri Pertahanan, Prof Tjipta Lesmana dalam pengantarnya menyebut diplomat Indonesia yang suka menulis, apalagi menulis buku, bisa dihitung dengan jari.

“Jangankan diplomat, dosen bahkan Guru Besar pun tidak banyak yang punya hobi menulis buku karena membutuhkan ketekunan, passion yang kuat, kejujuran di samping ketersediaan waktu yang cukup,” tulis Prof Tjipta.

Sesuai judulnya, kata pengamat politik itu, buku “Diplomasi Ringan dan Lucu: Kisah Nyata, karangan Mohamad Wahid Supriyadi memang dimaksudkan sebagai catatan ringan – tapi berbobot – yang ada dalam memori penulis selama lebih 30 tahun berkarier di Kementerian Luar Negeri, khususnya selama memangku jabatan diplomat di Australia, Uni Emirat Arab dan Rusia.

“Kesan pertama yang saya tangkap dari buku Pak Wahid: buku ini seperti ditulis oleh seorang wartawan atau jurnalis, bukan diplomat. Semua kisah yang dipaparkan enak dibaca, sangat runtut dan menarik untuk disimak, terutama untuk mereka yang suka travelling, akademisi, juga untuk diplomat,” ungkap Prof Tjipta.

“Sekali membuka halaman-halaman pertamanya, tambahnya, pembaca bisa jadi langsung terpikat untuk terus membacanya, mengikuti kisah demi kisah yang disajikan penuh humanisme, kadang humor dan menambah kaya “pengalaman virtual” pembaca tentang kehidupan masyarakat di manca negara,” tambah Prof Tjipta.

Jangan Lupa ya Bagi yang ingin menyimak, dapat mengunjungi akun YouTube FIB UGM dengan nama Kanal Pengetahuan Fakultas Ilmu Budaya UGM atau instagram @fib.ugm pada Selasa (10/11/20), pukul 13.00 WIB.

Dosen Senior IPDN, Drs. Asri Hadi, MA sangat mengapresiasi karya penulisan buku dari M Wahid Supriyadi. Buku ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin berkarier di dunia diplomat. Karena Wahid telah memaparkan pengalaman dan pengetahuannya sebagai diplomat handal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: