UGM Luncurkan Buku Karya Diplomat Ulung M Wahid Supriyadi

EDITOR.ID, Yogyakarta,- Sebuah mahakarya buku yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dari seorang diplomat ulung, M Wahid Supriyadi akan segera diluncurkan. Peluncuran buku ini akan digelar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada (FIB UGM) pada Selasa, (10/11/20).

Buku berjudul “Diplomasi Ringan dan Lucu” karya diplomat ulung, M. Wahid Supriyadi ini sarat akan ilmu dan sangat bisa dipahami alurnya.

Acara peluncuruan buku karya diplomat ulung, yang terakhir ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus (2016-2020) itu akan dilakukan secara daring melalui kanal YouTube FIB UGM.

Adapun pembicara yang akan hadir di antaranya Rektor UGM, Professor Panut Mulyono, Dubes RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, Dekan Fakultan Ilmu Budaya UGM, Wening Udasmoro dan Senior Editor The Jakarta Post, Kornelius Purba serta Achmad Munjid sebagai moderator.

“Pada tanggal 10 November nanti adalah peluncuran pertama buku saya, digelar oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, rencananya dibuka oleh Pak Rektor (Prof. Panut Mulyono),” ujar Wahid seperti dikutip dari Indosinpo.com, Sabtu (31/10/2020).

Dalam pengantarnya, mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (2012-2016) ini mengaku, buku yang ditulisnya berisi kisah-kisah unik dan lucu yang dialaminya selama menjadi diplomat Indonesia di negeri orang.

Dalam buku pertamanya ini, Wahib mengaku sengaja menulis beberapa pengalaman pribadinya yang sangat bekesan selama 34 tahun berkarir sebagai diplomat. Pengalaman-pengalaman itulah yang mengisi halaman demi halaman dalam bukunya yang setebal 340 halaman itu.

“Yang paling unik adalah penempatan saya di Australia yang berlangsung tiga kali berturut-turut, dari pangkat terendah, Atase di KBRI Canberra sampai Konsul Jenderal di Melbourne,”beber Konjen di negeri Kanguru (204-2007) ini.

Wahid mengungkapkan, jarang sekali seorang diplomat ditempatkan di satu negara tiga kali berturut-turut. Itulah sebabnya dirinya selalu berpikir apakah penugasannya ini suatu hadiah (reward) atau merupakan hukuman (punishment).

“Pos Australia adalah pos yang sangat berat untuk pejabat penerangan. Tantangan kita adalah media yang sebagian besar kritis terhadap Indonesia akibat peristiwa Balibo Five Oktober 1975, kelompok kiri yang anti-Indonesia dan juga beberapa LSM yang memang dari awalnya sangat anti terhadap Indonesia,”

Wahib membocorkan beberapa pengalamannya yang sangat lucu seperti misalnya ketika dirinya bertemu dengan seorang warga negara Australia keturunan Belanda. Orang tersebut menyapanya dengan Bahasa Jawa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: