“Saya sudah usulkan kalau McMenemy dievaluasi, tapi kan saya tak sendiri. Ada pendapat-pendapat dari Exco lainnya. Juga soal kalau McMenemy dipecat. Dia akan menuntut hak-haknya sampai kontraknya berakhir,” tutur Refrizal.
Refrizal menyebut PSSI bisa semakin tidak disukai oleh penggemar, terlebih dengan mempertahankan McMenemy. Untuk itu, ia berharap pihaknya dapat menentukan sikap.
“Itu kan beresiko untuk keuangan PSSI. Buang-buang duit. Tapi, kan sekarang Timnas Indonesia sudah hancur. Dicemooh oleh semua penggemar. Apa karena persoalan uang itu kami harus pertahankan McMenemy habis-habisan? Kan tidak benar juga,” tutur Refrizal.
“PSSI kan juga tersinggung dengan prestasi Timnas Indonesia yang seperti ini. Tim nasional level usia bagus, kok yang senior tidak. Kami sangat menyayangkan,” jelas Refrizal.
Seruan untuk mendesak McMenemy mundur pun muncul di dunia maya. Mantan pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas disebut-sebut layak sebagai penggantinya.
Meski begitu, Refrizal sempat berujar bahwa posisi McMenemy masih aman mengingat PSSI akan menggelar Kongres Pemilihan PSSI pada 2 November 2019. Nasib McMenemy nantinya bakal diputuskan oleh ketua umum terpilih.
Kekalahan yang kembali dialami timnas Indonesia, berbuntut desakan agar Simon McMenemy dipecat dari kursi kepelatihan ternyata turut mendapatkan sorotan dari media Vietnam.
Media Vietnam, Dantri, yang turut meliput kejadian tersebut pun memberitakan kekecewaan para penggemar sepak bola Indonesia yang menuntut agar Simon segera dipecat.
Dalam judul pemberitaannya, media Vietnam tersebut menuliskan,”Kalah dari Vietnam, penggemar Indonesia memblokir mobil, menuntut agar McMenemy dipecat”.
“Mereka (para suporter Indonesia) mencemooh, memaki-maki, dan menekan untuk menuntut pelatih Simon McMenemy agar mengundurkan diri,” tulis Dantri dalam artikelnya.
Sikap yang ditunjukkan oleh para penggemar ini adalah bentuk kekecewaan dari prestasi sepak bola Indonesia yang kian menurun. Bahkan, melawan tim-tim Asia Tenggara pun skuat Garuda dibuat tak berdaya. (tim)
