Jakarta, EDITOR.ID,- Empat orang keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat ternyata bukan karena faktor kelaparan. Dokter Forensik gabungan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Bhayangkara memastikan dua dari empat jasad keluarga Kalideres setidaknya masih mengonsumsi makanan tiga hari sebelum meninggal dunia.
Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) mengatakan hal itu didapati oleh tim dokter forensik saat menganalisa feses dari jasad sang paman Budiyanto Gunawan (68) dan keponakannya Dian Febbyana (42).
“Pada jenazah kita temukan feses atau sisa makanan yang belum terbuang, artinya paling lama tiga hari sejak makan terakhir yang bersangkutan meninggal dunia,” ujar Ade Firmansyah Sugiharto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Keempat orang yang meninggal dalam satu rumah tersebut yakni Rudiyanto Gunawan, 71, Reni Margareta, 66, anak dari Rudiyanto dan Margareta yakni Dian Febbyana, 42 dan Budiyanto Gunawan, 68.
Ia menyebut dari hasil analisa tersebut didapati kandungan karbohidrat serat di dalamnya. Oleh sebab itu, tim forensik menyimpulkan keduanya masih sempat mengonsumsi nasi sebelum meninggal dunia.
Ade mengatakan jejak feses tersebut ditemukan saat otopsi terhadap jenazah Dian dan Budiyanto. Sedangkan jenazah Rudiyanto dan Margareta sudah mengalami pembusukan sehingga tidak bisa diteliti saluran pencernaannya.
Tim forensik kemudian memeriksa feses tersebut dan hasilnya mengandung karbohidrat dan serat yang diduga berasal dari sayuran.
Ade juga menambahkan empat orang tersebut meninggal karena sakit. Hal itu juga berdasarkan petunjuk dari hasil otopsi yang mengarah ke penyebab kematian empat orang tersebut
“Setelah kita lakukan pemeriksaan luar dalam, kita lakukan pemeriksaan penunjang dan akhirnya pemeriksaan histopatologi forensik, dan kami bersyukur bahwa ternyata masih ada petunjuk terkait kelainan pada organ mengarah kepada penyebab kematian,” ujar Ade.
Tak Ada Perampokan
Penyidik Polda Metro Jaya juga mematahkan dugaan yang menyebut kematian satu keluarga itu adalah akibat aksi perampokan.
Dugaan perampokan bisa dipatahkan setelah tim penyidik menemukan adanya bukti digital komunikasi dari salah satu penghuni rumah untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.
Pihak kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan kepada pihak pembeli barang tersebut dan atas dasar keterangan dan temuan penyidik, maka dugaan perampokan bisa dipatahkan.
Pemeriksaan terhadap tiga orang saksi terkait kasus tersebut juga mengungkapkan fakta bahwa ada anggota keluarga tersebut yang telah meninggal sejak Mei 2022, namun tidak dilaporkan.