Polisi Tak Temukan Racun di Tubuh 4 Mayat Kalideres

Reni menjelaskan pihaknya melakukan autopsi psikologi terhadap keempat jenazah tersebut. Autopsi psikologi dilakukan dalam rangka melihat penyebab atau rating lethality keempat jenazah tersebut.

Jakarta, EDITOR.ID,- Teka-teki kematian empat orang dalam satu keluarga di Kalideres terjawab sudah. Tak ada unsur pidana dalam kasus tersebut. Polisi tidak menemukan adanya bahan beracun pada jasad keempat korban, termasuk DNA lain.

Hal ini diungkap saat polisi menyampaikan hasil akhir penyelidikan kasus sekeluarga tewas ‘mengering’ di Kalideres, Jakarta Barat.

Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Polri Kombes Wahyu Marsudi mengatakan forensik tak menemukan adanya unsur racun setelah dilakukan pemeriksaan ahli kimia biologi forensik (Kimbiofor) Puslabfor Polri terhadap organ tubuh korban yang sudah meninggal.

“Dari sisi toksikologi, kita koordinasi dengan dokter forensik untuk periksa organ tubuh korban yang sudah meninggal. Dari hasil pemeriksaan organ tubuh baik ayah Rudyanto, ibu Renny Margaretha, anak Dian Febyana dan paman Budyanto Gunawan kita tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya, seperti pestisida, sianida, arsenik, dan sebagainya,” ujar Wahyu Marsudi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Tim Puslabfor Polri telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian sejak mayat keempat orang keluarga Kalideres ditemukan pada 10 November 2022. Puslabfor pertama kali mengamati dan mencari tahu kemungkinan adanya pihak luar yang masuk ke dalam rumah.

Kematian Secara Wajar

Sementara itu, berdasarkan penyelidikan tim psikologi forensik, 4 orang keluarga Kalideres dinyatakan meninggal secara wajar.

“Berdasarkan pemeriksaan area psikologis tersebut ditemukan adanya petunjuk rating lethality atau cara kematian Budyanto, Rudyanto, Renny, dan Dian, yang mengarah pada yang sama, yaitu kematian yang wajar,” ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR), Reni Kusumowardani.

Reni menjelaskan pihaknya melakukan autopsi psikologi terhadap keempat jenazah tersebut. Autopsi psikologi dilakukan dalam rangka melihat penyebab atau rating lethality keempat jenazah tersebut.

“Perbedaannya dengan dokter forensik, kami melaksanakan proses autopsi psikologi itu lebih pada melihat latar belakang di samping rating lethality-nya atau kemungkinan terbesar penyebab kematiannya. Kami juga melihat latar belakang kematian dalam aspek perilaku atau psikologinya,” jelas Reni.

Dalam hal ini, psikolog forensik menarik mundur kehidupan dari empat orang yang meninggal tersebut. “Dari situ kami pelajari apa sebetulnya yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka lakukan serta bagaimana kecenderungan perilaku dan tipologi kepribadiannya untuk dapat menarik kesimpulan rating lethality atau penyebab kematian keempat orang tersebut,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: