Menteri Agama dan Pemimpin Ummat Tanamkan Moderasi Beragama Pada Mahasiswa Baru UI

menteri agama dan pemimpin ummat tanamkan moderasi beragama pada mahasiswa baru ui

Harapannya, upaya tersebut akan memperkaya batin bahwa mahasiswa mempunyai kewajiban untuk membangun Indonesia yang bhinneka dan menjadikan satu kekuatan yang utuh. Hal lain yang ia sampaikan adalah mengilhami bahwa masa depan dunia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya rajin belajar dengan tetap menjaga ke-Indonesia-an tanpa bermaksud meniru orang lain.

Selanjutnya, Prof. Mukti mengatakan bahwa Indonesia milik kita semua. Oleh karena itu, harus saling berbagi dan memperkuat satu sama lain.

?Cara merajut keberagaman adalah dengan kebesaran jiwa untuk bisa saling menerima, toleransi saja tidak cukup. Selain itu, sikap saling menerima diikuti saling mengakomodasi antara satu dengan yang lain. Kampus dapat dijadikan model toleransi dan kerukunan dengan didirikannya rumah ibadah dari berbagai agama di Indonesia. Hal tersebut merupakan contoh sikap mengakomodasi, sebagai upaya untuk saling bekerja sama satu dengan yang lain. Selama pandemi Covid-19 kita dapat mengambil hikmah, yaitu umat beragama saling bekerja sama, saling membantu, dan perbedaan yang ada tidak menjadi pemisah dan tidak menjadi persoalan yang dihadapi,? ujarnya.

Sependapat dengan Prof. Mukti dan Dr. Zastrouw, Romo Andang mengatakan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19, kita diingatkan bahwa segala macam atribut-atribut kemanusiaan ternyata menjadi tidak relevan. Sekarang kita harus sungguh-sungguh mengingat bahwa kita adalah manusia yang sama, dengan segala macam konsekuensi.

Maka dalam situasi yang sangat berat, kita perlu empati, perlu saling menolong. Situasi pandemi ini yang membuat kita menyadari rasa kemanusiaan. Ia berharap setelah pandemi berakhir, rasa kemanusiaan ini dapat terus berlanjut sehingga persaudaraan menjadi lebih kuat.

?Persaudaraan menjadi dasar yang diartikan lebih dalam dari pada ideologi. Saling menolong, saling menguatkan, saling berempati dan toleransi,? ujar Romo Andang.

Sementara itu, Astono Chandra Dana menyampaikan bahwa kesempatan sebagai mahasiswa ini jangan disia-siakan. Perkuat tali silaturahim diantara sesama anak bangsa.

?Jangan membedakan suku, agama, dan apapun yang selama ini terlihat sebagai pembeda. Kita semua bersaudara, jaga tali persaudaran tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian anda semua akan menjadi generasi penerus yang akan membawa Indonesia ke iklim yang lebih baik. Selamat untuk adik-adik sekalian, ini adalah pintu masuk awal untuk adik-adik berkarya di republik indonesia ini,? kata Astono Chandra Dana.

Lebih lanjut, Bikkhu Dhammasubho mengatakan bahwa pertemuan ini membangun pagar hati untuk melindungi kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: