Lapor Pak Jokowi, Pelabuhan Batam Masih High Cost

“Karena kalau kita bisa memberikan harga yang efisien ataupun menekan biaya yang lebih rendah buat mereka, tentu ini akan menjadikan Batam menjadi lebih menarik dimata mereka dan buat berbagai kapal,” katanya.

Wartawan EDITOR.ID mengunjungi BP Batam dan mewawancarai Deputy Badan Pengusahaan Batam Syahril Japari (Dok EDITOR.ID)

Karena banyak ribuan kapal yang lalu lalang setiap tahun di selat Batam Singapura itu untuk mampir ke Batam. “Mungkin hanya untuk sekedar menambah perangkat berbagai perangkat kebutuhan dari kapal itu sendiri,” paparnya.

“Ini akan sangat menarik di mata mereka karena bagi mereka ada efisiensi disitu, kita harus bisa menekan cost agar pengusaha pelayaran tidak terbebani,” katanya.

Padahal selama ini pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap pengembangan Batam. Termasuk apa saja kendala yang dihadapi BP Batam dalam mengembangkan pelabuhan Batu Ampar.

Pelabuhan Batu Ampar Batam (ist)

Letak Batam dinilai sangat strategis, berbatasan langsung dengan Singapura dan berada tepat di depan jalur perdangan internasional yang sangat padat. Namun, banyak potensi yang belum tergarap dengan baik selama ini. Oleh sebab itu pemerintah ingin Batam terus berkembang dan berdaya saing tinggi.

“Kita lihat pelabuhan Batuampar, potensinya sangat besar. Tiggal kemampuan pemerintah saja untuk mendorong pelabuhan ini bisa beroperasi lebih maksimal lagi, terutama jika kita bersaing dengan pelabuhan Singapura kita harus bisa memberikan biaya lebih murah dari sisi birokrasi dan perijinan,” katanya

Isu biaya logistik yang tinggi di Batam saat ini memang masih dikeluhkan para pengusaha. Biaya logistik yang tinggi merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi.

BP Batam melalui Badan Pengelola Pelabuhan (BPP) Batam berupaya menyiasati tingginya biaya logistik dengan menyusun perencanaan jangka pendek, menengah hingga jangka panjang.

Sementara itu Direktur BPP Batam Nasrul Amri Latif mengatakan kendala tingginya biaya logistik di Batam tak terlepas dari beberapa hal di antaranya biaya freight yang tinggi. Di sisi lain fasilitas bongkar muat pelabuhan yang kurang dari standar kepelabuhanan, selain kesempatan pengembangan direct call serta transhipment yang belum tergarap.

“Hingga tata kelola logistik di pelabuhan yang masih dilakukan perusahaan logistik asal Singapura secara door-to-door,” ujar Nasrul sebagaimana dilansir dari Bisnis.com 22 September 2019 silam.

Untuk itu perlu dilakukan beberapa perencanaan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam jangka pendek, misalnya menurunkan biaya freight untuk Batam-Singapura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: